Sebuah renungan di tengah malam
Saat gelap dan bayangan wajahnya menggelayut di pelupuk mata
Mengingat cintaNya melalui cinta seorang wanita
Saat itu masa kuditinggal sekaligus kudidik
Saat itu kudibebani sekaligus kudipercaya
Sabarnya menjadi embun mewangi
Doanya menjadi penyambung yang setia
Terimakasih wahai wanita terbaikku..
Entah judul apa yang bisa mewakili puisi diatas untuk ibundaku, neneknya anak-anakku. Satu yang jelas..semoga siratan renungan itu tersambung pada kalian anak-anakku.
Wednesday, October 24, 2018
Thursday, October 18, 2018
Saatnya Berbagi vs Job Jar
Saya sangat menikmati latihan Skill bertanggung jawab pada Aakif usia 6 tahun. Banyak observasi dan tantangan di dalam prosesnya. Buat saya Yang masih harus banyak belajar, Yang jadi catatan masihlah kesabaran dan kekonsistenan. Kadang ada saja ya cobaan menghadang, hal Yang kecil tapi menggangu kekonsistenan, tapi saya berusaha memaknainya bahwa kehidupan ini tidak sempurna. Tugas Kita sebagai manusia adalah berproses dan bertumbuh, semoga akhir baik Yang dipanen di ujungnya. Apaan sih contoh cobaan? lagi semangat-semangatnya melatih si kakak, si adek sakit atau suami sakit, latihan tidak terlalu fokus dan kurang terstruktur. Ada lagi suasana di luar rumah, ada orang lain Yang berinteraksi bersama dengan Kita. Misal anak lain dapat sesuatu Yang di program Kita anti diberikan, tapi anak Kita sedikit cranky karena ingin dapat Benda itu. Bila dikabulkan akan mengancam kekonsistenan dan rasa tanggung jawab terhadap dirinya. Saya memilih tidak konfrontatif, sekedar mengingatkan dengan clear and clarity, suara direndahkan dan menurunkan emosi. Sesekali ditambah distraksi, banyak hal lain Yang menarik bagi anak Kita untuk bisa skip dari cranky nya.
Tapi sekarang harus move on ke skill kemandirian berikutnya yaitu kemampuan berbagi. Kenapa kemampuan ini Yang saya pilih? Aakif masih sering sekali bickering dengan Fira dan sesekali juga tidak mau kalah dari Sabiq. Hari ini latihannya mulai dengan berbagi kepada adik. Saat waktu bermain, saya bilang Sabiq sudah mulai suka corat coret lho..ajarin apa ya? saya mencoba menstimulus di tengah-tengah Aakif dan Fira. Namun Aakif lebih dulu menemukan idenya.. "lihat Sabiq katanya.." sambil menunjukkan sebuah tutup toples dan dia memperagakan membuat lingkaran. Sabiq memperhatikan sejenak dan masih belum fokus..
Saya juga menyiapkan games baru untuk Aakif, Fira dan Ghina mengATM dari : https://happyhooligans.ca/ways-to-stop-sibling-fighting/.. Job Jar, sementara ini saya coba list pekerjaan Yang harus dikerjakan oleh 3 anak bila mereka bersikap tidak nice dan tidak mau berbagi diantaranya: membersihkan westafel dan membuang sampah.
Meski ini adalah hari terakhir tantangan 10 hari melatih kemandirian anak, Saya memilih memulai games ini karena kebutuhan belajar kami. Semoga ada hasilnya nanti..aamiin.
#hari15
#melatihkemandirian
#IIP
Tapi sekarang harus move on ke skill kemandirian berikutnya yaitu kemampuan berbagi. Kenapa kemampuan ini Yang saya pilih? Aakif masih sering sekali bickering dengan Fira dan sesekali juga tidak mau kalah dari Sabiq. Hari ini latihannya mulai dengan berbagi kepada adik. Saat waktu bermain, saya bilang Sabiq sudah mulai suka corat coret lho..ajarin apa ya? saya mencoba menstimulus di tengah-tengah Aakif dan Fira. Namun Aakif lebih dulu menemukan idenya.. "lihat Sabiq katanya.." sambil menunjukkan sebuah tutup toples dan dia memperagakan membuat lingkaran. Sabiq memperhatikan sejenak dan masih belum fokus..
Saya juga menyiapkan games baru untuk Aakif, Fira dan Ghina mengATM dari : https://happyhooligans.ca/ways-to-stop-sibling-fighting/.. Job Jar, sementara ini saya coba list pekerjaan Yang harus dikerjakan oleh 3 anak bila mereka bersikap tidak nice dan tidak mau berbagi diantaranya: membersihkan westafel dan membuang sampah.
Meski ini adalah hari terakhir tantangan 10 hari melatih kemandirian anak, Saya memilih memulai games ini karena kebutuhan belajar kami. Semoga ada hasilnya nanti..aamiin.
#hari15
#melatihkemandirian
#IIP
Saturday, October 13, 2018
Structured tasks for responsibility and independency
Pagi ini topik hangat di rumah kami adalah seputar Graz Marathon. Awal bulan saat menemukan flyer Graz marathon saya menawari anak2 di rumah untuk ambil bagian di acara tersebut. Setiap anak berpeluang untuk ikut serta untuk jarak marathon sesuai umur. Saya buka peluang tsb lebar2. Ghina bisa masuk kategori marathon 3 KM. Fira dan Aakif available untuk kategori 1 KM pada kelompok usia berbeda. Ternyata 2 anak perempuan tidak yakin turut serta. Aakif punya pilihan sendiri dan yakin minta didaftarkan.
Sampailah pada sehari sebelum lomba, saya berikan bukti registrasi online ke Aakif, saya latihkan prinsip structured task untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab padanya. Saya jelaskan bahwa mas Aakif sudah memutuskan ingin ikut marathon, ini bukti daftarnya, selanjutnya nanti antri dan ambil perlengkapan, lalu besok lomba.
Kami mengantarkan aakif mengambil nomor dada dan properties marathon ke sebuah toko peralatan olahraga di Graz. Sampai di tempat, ada sedikit keraguan untuk berani menghadapi petugas, saya lebih mendekat dan stimulus bahwa perugasnya akan membantu. Alhasil dia berani dan mau berhadapan dengan petugas petugas sendiri.
Sampai pagi ini structured task masih distimulus, pasalnya saking excited dia ribut mencari peniti yang sudah disiapkan untuk menempel nomor dada. Alhamdulillah yang hilang dia temukan kembali, semua barang dirapihkan lagi agar siap nanti saat berangkat.
#level2
#day10
#melatihkemandirian
#bundsay4internasional
#tantangan10
Sampailah pada sehari sebelum lomba, saya berikan bukti registrasi online ke Aakif, saya latihkan prinsip structured task untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab padanya. Saya jelaskan bahwa mas Aakif sudah memutuskan ingin ikut marathon, ini bukti daftarnya, selanjutnya nanti antri dan ambil perlengkapan, lalu besok lomba.
Kami mengantarkan aakif mengambil nomor dada dan properties marathon ke sebuah toko peralatan olahraga di Graz. Sampai di tempat, ada sedikit keraguan untuk berani menghadapi petugas, saya lebih mendekat dan stimulus bahwa perugasnya akan membantu. Alhasil dia berani dan mau berhadapan dengan petugas petugas sendiri.
Sampai pagi ini structured task masih distimulus, pasalnya saking excited dia ribut mencari peniti yang sudah disiapkan untuk menempel nomor dada. Alhamdulillah yang hilang dia temukan kembali, semua barang dirapihkan lagi agar siap nanti saat berangkat.
#level2
#day10
#melatihkemandirian
#bundsay4internasional
#tantangan10
Friday, October 12, 2018
Melatih rasa tanggung jawab
Suatu hari saya menemui seorang teman laki-laki di Institute yang sedang menjalani post doctoral degree mengambil lap kering dan mengambil gelas-gelas dan piring dari dish washer maschine dan meletakkan semuanya di rak alat makan/minum di dapur. Dalam hati saya biasanya ini dikerjakanoleh Ms. x yang memang bertugas untuk itu. Lain waktu saya pernah pulang dari party bersama-sama supervisor dan teman sesama PhD. Saya melihat begitu sigap profesor saya meminta sikat pembersih salju ketika kaca depan mobil teman PhD yang akan kami tumpangi bertiga penuh dengan salju. Hal ini beliau lakukan segera langsung turun dari duduknya dan sret sret mengerjakannya dengan sangat cepat dan cekatan. Kembali ke tempat duduknya beliau bilang "safety first". Dalam hati saya..aku kok diam saja, awareness saya yang tidak terbiasa mengendalikan kendaraan dan termasuk anak baru membuat saya seperti tidak gercep. Kedua fenomena tersebut adalah betapa pada diri orang yang bertanggung jawab ada sikap yang positif, spontanitas mengerjakan sesuatu saat dibutuhkan, tidak menunggu orang lain mengerjakan pekerjaan untuknya dan merasakan bangga untuk dirinya sendiri bila dia mampu mengerjakan suatu pekerjaan tersebut.
Menumbuhkan rasa tanggung jawab pada anak kita sesuai banyak sumber harus dimulai sedini mungkin, let say sejak usia todler, rentang usia pasca masa bayi sampai usia 3 tahun. Selain poin memulai pada usia dini, banyak poin lain yang harus atau bisa diaplikasikan dalam melatih rasa tanggung jawab ini. Saya akan mencobanya beberapa poin dan akan saya tuliskan beberapa tersebut insya Allah. Kemarin saya menggunakan model responsibility, saya mengajak Aakif menyiapkan bekal sekolahnya bersama-sama dengan saya. Hari ini saya menggunakan pendekatan teach consequenses. Saat mengecek kembali perlengkapan sekolah, saya menyebutkan 1 barang penting, disambung oleh Aakif sendiri, dan disela-selanya kita bahas apa dampaknya bila barang itu tertinggal di rumah.
So far berjalan lancar latihannya, Aakif senang dan bangga. Namun catatan saya Aakif masih membutuhkan banyak penguatan untuk secara mandiri melakukan kegiatan pengecekan kebutuhan perlengkapan sekolahnya, sesekali masih terjadi di pagi menjelang berangkat sekolah baru ribut tempat pensilnya tidak ada di tasnya. Sampai ketemu di latihan selanjutnya..:)
#level2
#day9
#melatihkemandirian
#kuliahbundsay
Menumbuhkan rasa tanggung jawab pada anak kita sesuai banyak sumber harus dimulai sedini mungkin, let say sejak usia todler, rentang usia pasca masa bayi sampai usia 3 tahun. Selain poin memulai pada usia dini, banyak poin lain yang harus atau bisa diaplikasikan dalam melatih rasa tanggung jawab ini. Saya akan mencobanya beberapa poin dan akan saya tuliskan beberapa tersebut insya Allah. Kemarin saya menggunakan model responsibility, saya mengajak Aakif menyiapkan bekal sekolahnya bersama-sama dengan saya. Hari ini saya menggunakan pendekatan teach consequenses. Saat mengecek kembali perlengkapan sekolah, saya menyebutkan 1 barang penting, disambung oleh Aakif sendiri, dan disela-selanya kita bahas apa dampaknya bila barang itu tertinggal di rumah.
So far berjalan lancar latihannya, Aakif senang dan bangga. Namun catatan saya Aakif masih membutuhkan banyak penguatan untuk secara mandiri melakukan kegiatan pengecekan kebutuhan perlengkapan sekolahnya, sesekali masih terjadi di pagi menjelang berangkat sekolah baru ribut tempat pensilnya tidak ada di tasnya. Sampai ketemu di latihan selanjutnya..:)
#level2
#day9
#melatihkemandirian
#kuliahbundsay
Tuesday, October 9, 2018
An Amazing Body Clock
Bersenang-senang dan selalu bahagia adalah ciri khas anak-anak. Namun anak-anak juga suka tantangan. Mereka juga selalu tertarik dengan cara belajar dan memahami sesuatu dengan banyak cara. Di games melatih kemandirian anak ini, saya memfokuskan pada skill menghargai waktu. Kalau latihan-latihan Skill Menghargai waktu yang lalu kami membuat gambar jam, games beat the buzzer dan melawan alarm, serta membaca buku dan memainkan alat peraga jam, di latihan terakhir (versi one week one skill) hari ini saya membuat latihan senam Jam atau bolehlah dipanggil senam waktu juga..
Ini dilakukan dengan posisi berdiri disertai gerakan-gerakan kedua tangan. Tidak banyak yang saya jelaskan, setelah mereka mengaji di pagi hari, saya hanya bilang ummi punya sesuatu yang baru lho..namanya senam waktu. Perhatian Aakif terfokus ke saya, posisi pertama yang saya peragakan adalah mengangkat tangan kanan saya keatas kepala, dan merentangkan tangan kiri ke samping kiri.. Jam berapa sekarang ya? tanya saya...Aakif mengacungkan jarinya dan jawab cepat "jam 3"...woooow Masya Allah benar...saya sendiri amazinggg. Saya berganti posisi tangan antara kanan dan kiri, tetiba mba Fira ikut mengacung..ternyata dari tadi sambil lalu lalang Fira ikut memperhatikan, saya berikan kesempatan pertama kepada Aakif. Aakif juga bisa menyebutkan itu jam 9, saya merubah posisi lagi kedua tangan sejajar keatas mencoba berhimpitan dan satu tangan lebih pendek, Aakif tahu lagi kalau itu jam 12. Bahkan saat saya memulainya dari posisi tangan kanan di jam 9 lalu bergerak sedikit kearah atas, maka dia tahu bahwa itu jam 10 lalu 11 dan kembali ke 12. Wal hasil mba Fira hanya jadi observer..semua ditebak benar oleh mas Aakif.
Skill menghargai waktu ini akan membutuhkan waktu yang panjang dan berkesinambungan, dan tentunya pendampingan dengan contoh dari keluarga dan lingkungan. Pada Aakif yang berusia 6 tahun saya melatih selama 7 hari ini melalui berbagai permainan dan diskusi. Bagi Aakif penekanan skill menghargai waktu adalah memahami dan menalar bahwa waktu bergerak dan kita harus memanfaatkannya dengan baik. Melalui latihan juga insya Allah dia tahu bahwa segala kegiatan dirinya dapat diset dan ditargetkan untuk selesai pada range waktu tertentu. Seperti bila kita harus ada di sekolah jam 08.00 dan kita butuh waktu setidaknya 10 menit berjalan ke sekolah, maka kita menyepakati alarm keberangkatan pada pukul 07.30 pagi. Berusaha melawan alarm/buzzer itulah salah satu keseruannya.
Sebelum berangkat sekolah boleh doong pose senam waktunya..hehe Fira jam 3 dan Aakif jam 9.
They already know another kind of clock..yippy.. and enjoy your time kids! Mama will always remind you that we all can be in loss, except we can do righteous deeds. Of course, remind my self.
Fira shows she is 3 o'clock, and Aakif shows 9 o'clock
#HariKe7
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Bunsay4Internasional
Ini dilakukan dengan posisi berdiri disertai gerakan-gerakan kedua tangan. Tidak banyak yang saya jelaskan, setelah mereka mengaji di pagi hari, saya hanya bilang ummi punya sesuatu yang baru lho..namanya senam waktu. Perhatian Aakif terfokus ke saya, posisi pertama yang saya peragakan adalah mengangkat tangan kanan saya keatas kepala, dan merentangkan tangan kiri ke samping kiri.. Jam berapa sekarang ya? tanya saya...Aakif mengacungkan jarinya dan jawab cepat "jam 3"...woooow Masya Allah benar...saya sendiri amazinggg. Saya berganti posisi tangan antara kanan dan kiri, tetiba mba Fira ikut mengacung..ternyata dari tadi sambil lalu lalang Fira ikut memperhatikan, saya berikan kesempatan pertama kepada Aakif. Aakif juga bisa menyebutkan itu jam 9, saya merubah posisi lagi kedua tangan sejajar keatas mencoba berhimpitan dan satu tangan lebih pendek, Aakif tahu lagi kalau itu jam 12. Bahkan saat saya memulainya dari posisi tangan kanan di jam 9 lalu bergerak sedikit kearah atas, maka dia tahu bahwa itu jam 10 lalu 11 dan kembali ke 12. Wal hasil mba Fira hanya jadi observer..semua ditebak benar oleh mas Aakif.
Skill menghargai waktu ini akan membutuhkan waktu yang panjang dan berkesinambungan, dan tentunya pendampingan dengan contoh dari keluarga dan lingkungan. Pada Aakif yang berusia 6 tahun saya melatih selama 7 hari ini melalui berbagai permainan dan diskusi. Bagi Aakif penekanan skill menghargai waktu adalah memahami dan menalar bahwa waktu bergerak dan kita harus memanfaatkannya dengan baik. Melalui latihan juga insya Allah dia tahu bahwa segala kegiatan dirinya dapat diset dan ditargetkan untuk selesai pada range waktu tertentu. Seperti bila kita harus ada di sekolah jam 08.00 dan kita butuh waktu setidaknya 10 menit berjalan ke sekolah, maka kita menyepakati alarm keberangkatan pada pukul 07.30 pagi. Berusaha melawan alarm/buzzer itulah salah satu keseruannya.
Sebelum berangkat sekolah boleh doong pose senam waktunya..hehe Fira jam 3 dan Aakif jam 9.
They already know another kind of clock..yippy.. and enjoy your time kids! Mama will always remind you that we all can be in loss, except we can do righteous deeds. Of course, remind my self.
Fira shows she is 3 o'clock, and Aakif shows 9 o'clock
#HariKe7
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Bunsay4Internasional
Latihan mengisi waktu yang sempit
Latihan mengisi waktu yang sempit
Semester baru selalu menjadi tantangan baru. Jadwal sekolah Yang baru, kegiatan-kegiatan tambahan Yang baru serta interaksi irisan waktu Antara kegiatan orangtua dan anak-anak selalu ada saja Yang baru.
Latihan skill menghargai waktu hari ini berfokus pada pengelolaan waktu yang sempit. Waktu Yang sempit pada siang ini adalah waktu makan siang Aakif Yang sangat terbatas karena dia baru pulang ke rumah jam 13.05, dan harus berada di tempat les bahasa Jermannya jam 14.00. Dia harus makan siang, mengganti tas dan perlengkapannya, dan berjalan ke tempat les. Fira sang kakak hari ini diuntungkan pelajaran terakhirnya dicancel karena satu dan lain hal, sehingga dia pulang cepat, jam 12.15 sudah sampai di rumah. Fira menyiapkan roti bakar untuknya dan untuk Aakif. Targetnya jam 13.40 sudah berangkat.
Tepat 13.05 Aakif sampai di rumah. Fira langsung mengingatkan, "waktumu enggak banyak". Saya Yang baru pulang dari dokter gigi untuk treatment tambal gigi ikut memberikan dukungan pernyataan Fira, saya bilang "Waktunya akan cukup untuk Aakif, tetap tenang ya". Saya masih menerapkan informasi yang clear tapi juga meng encourage Aakif di situasi sempitnya. Ternyata Aakif memilih makan nasi plus sup daging, mungkin juga karena lapar dan mendapat warning waktu yang sempit, Alhamdulillah makannya lancar tidak banya jeda seperti yang kadang-kadang dia lakukan. Abinya tidak banyak bicara namun tampak sudah siap duduk sambil mengecek tasnya. Abi juga ada perlu ke Bank, so kita bisa berangkat sama-sama kata abinya. Aakif pun sudah menghabiskan makannya,dan menuju kamar untuk mengambil tas khusus les Jermannya. Saya masih mengingatkan "kepingin pipis ga?" "iya" jawabnya, mampirlah sejenak Aakifnya ke toilet. Merekapun berangkat beberapa menit lewat 13.30.
Laporannya sepulang les, "aku ga terlambat mi"..Alhamdulillah kata saya. Untuk membawa anak-anak menghargai waktu, seringkali Kita perlu membuat definisi yang clear untuk situasi yang "sempit". Di Family Forum kami membicarakan bahwa Ghina, Fira dan Aakif punya waktu Yang sempit pada hari yang berbeda-beda. Mereka menjadi "Aware" dan memahami bahwa situasi sempit itu tidak datang terus-menerus, mereka tidak perlu stress, tapi meraka perlu benar-benar menyelesaikan kegiatan di waktu sempit itu dengan baik agar target di waktu sempitnya tetap tercapai.
Situasi tenang sangat diperlukan pada Saat anak berada pada situasi "sempit", ini akan memberikan benefit lebih baik untuk anak ketimbang anak diburu-buru. Orangtua cukup menunjukkan dukungan dengan sikap "saya siap", itu akan membuat ambiance yang positive. Situasi-situasi seperti ini akan terus kami hadapi dan tiada henti kami berusaha untuk melatih diri untuk siap. Semoga Allah memudahkan kita sekeluarga ya..aamiin.
#HariKe6
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Bunsay4Internasional
Monday, October 8, 2018
Beat the Buzzer
Hari ini terasa dingin sekali, namun tidak mengurangi semangat memulai aktifitas. Setelah Aakif mengaji, kami memulai games melatih kemandirian anak. Skill menghargai waktu hari ini memasuki fase latihan pengelolaan waktu pagi hari sambil bermain melawan alarm yang kami setting jam 07.30. Bila alarm berbunyi berarti Aakif harus berangkat ke sekolah. Dia setuju dan antusias melawan alarm. Kemarin hasil refleksi kami pagi hari Aakif punya tugas banyak dari mulai sholat dan ngaji sampai pakai jaket dan tas sekolah lalu berangkat.
Pagi ini Aakif sarapan roti selai coklat, semua dia lakukan sendiri, kecuali cuci piring. Setelah selesai saking semangatnya bahkan sempat mengingatkan mba Firanya untuk segera gosok gigi. Mereka jadi benar-benar berkejaran dengan waktu pagi ini. Aakif sempat lapor hampir siap nih berangkat, kayaknya kita menang. Eh tapi aku belum sisiran mi katanya...Ok seru saya. Sampai akhirnya semua sudah siap..tra la..la.. "jam berapa sekarang mi..pinjam HP nya"..saya sodorkan HP saya..
Aakif senang sekali ternyata masih 07:25.. kami pun masih sempat bermain-main dengan angka berhitung menuju jam 07.30. Akhirnya saat Alarm berbunyi dan dimatiin oleh Sabiq.. mereka berdua berangkat ke sekolah bareng dehh..Alhamdulillah.
Bismillah semoga mendapatkan pemahaman ilmu untuk tiap pengetahuan dan latihan yang kalian dapatkan. Aamiin
#gameslevel2
#hari5
#melatih kemandirian
#bundasayIIP
#tantangan10hari
Bismillah semoga mendapatkan pemahaman ilmu untuk tiap pengetahuan dan latihan yang kalian dapatkan. Aamiin
#gameslevel2
#hari5
#melatih kemandirian
#bundasayIIP
#tantangan10hari
Sunday, October 7, 2018
Ada apa dengan pagi hari ku?
Ada apa dengan pagi hari ku?
Hari ini hari keempat kami berlatih skill: menghargai waktu. Fokus hari ini sama-sama menajamkan pemahaman Aakif bahwa ada fokus kegiatan sesuai dengan jam demi jam yang kita lalui. Saya menawarkan dia membuat gambar rel waktu atau membaca buku. Aakif memilih membaca buku. Saya tawarkan buku berbahasa Jerman yang kami miliki, sudah beberapa kali juga kami bolak-balik halaman demi halamannya. Buku tentang seekor Teddy bear dan tikus-tikus kecil teman-temannya. Cerita akeceriaan Teddy sejak bangun tidur sampai berangkat tidur lagi. Tapi pagi ini kami banyak merefleksikan apa yang dilakukan Teddy dengan yang dilakukan Aakif. Untuk hari ini kami hanya membahas kegiatan pagi sampai siang hari saja. Aakif tampak antusias. Namun dia juga mulai mengklarifikasi pengetahuannya tentang menit pada saat kami memainkan jam peraga yang ada di buku tersebut. Hmm seperti menemukan peluang target belajar tambahan, tapi gapapa kadang anak-anak memunculkan curiosity yang masih relevan dengan topik yang kita angkat, bisa juga tidak relevan tapi kok ya kefikiran begitu kadang juga bisa merupakan scale up (percepatan) belajarnya sendiri. Intinya sebagai ibu partner bermain dan belajar kita tidak kaku dan memfasilitasi keinginan belajar anak-anak. Bila program utama yang kita canangkan agak sedikit termodifikasi ya tidak apa-apa, kekurangannya bisa dicatat untuk waktu bermain dan berkegiatan selanjutnya.
Oh ya so far tentang arti posisi tangan pendek dan tangan panjang pada jam peraga ternyata banyak betulnya apa yang sudah Aakif tahu. Awalnya saja masih salah dengan persepsi menit untuk angka 1, namun akhirnya bisa tahu bahwa tangan panjang pada angka 1 berarti menit ke 5, angkat 2 berarti menit ke 10 dst. Tampaknya masih harus banyak penguatan latihan memahami jam dan menit, juga penajaman yang berkelanjutan bagaimana agar Aakif dapat menyelesaikan kegiatan paginya dengan cemerlang. Insya Allah hari esok akan terus belajar..
#HariKe4
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Bunsay4Internasional
Hari ini hari keempat kami berlatih skill: menghargai waktu. Fokus hari ini sama-sama menajamkan pemahaman Aakif bahwa ada fokus kegiatan sesuai dengan jam demi jam yang kita lalui. Saya menawarkan dia membuat gambar rel waktu atau membaca buku. Aakif memilih membaca buku. Saya tawarkan buku berbahasa Jerman yang kami miliki, sudah beberapa kali juga kami bolak-balik halaman demi halamannya. Buku tentang seekor Teddy bear dan tikus-tikus kecil teman-temannya. Cerita akeceriaan Teddy sejak bangun tidur sampai berangkat tidur lagi. Tapi pagi ini kami banyak merefleksikan apa yang dilakukan Teddy dengan yang dilakukan Aakif. Untuk hari ini kami hanya membahas kegiatan pagi sampai siang hari saja. Aakif tampak antusias. Namun dia juga mulai mengklarifikasi pengetahuannya tentang menit pada saat kami memainkan jam peraga yang ada di buku tersebut. Hmm seperti menemukan peluang target belajar tambahan, tapi gapapa kadang anak-anak memunculkan curiosity yang masih relevan dengan topik yang kita angkat, bisa juga tidak relevan tapi kok ya kefikiran begitu kadang juga bisa merupakan scale up (percepatan) belajarnya sendiri. Intinya sebagai ibu partner bermain dan belajar kita tidak kaku dan memfasilitasi keinginan belajar anak-anak. Bila program utama yang kita canangkan agak sedikit termodifikasi ya tidak apa-apa, kekurangannya bisa dicatat untuk waktu bermain dan berkegiatan selanjutnya.
Oh ya so far tentang arti posisi tangan pendek dan tangan panjang pada jam peraga ternyata banyak betulnya apa yang sudah Aakif tahu. Awalnya saja masih salah dengan persepsi menit untuk angka 1, namun akhirnya bisa tahu bahwa tangan panjang pada angka 1 berarti menit ke 5, angkat 2 berarti menit ke 10 dst. Tampaknya masih harus banyak penguatan latihan memahami jam dan menit, juga penajaman yang berkelanjutan bagaimana agar Aakif dapat menyelesaikan kegiatan paginya dengan cemerlang. Insya Allah hari esok akan terus belajar..
#HariKe4
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Bunsay4Internasional
Saturday, October 6, 2018
Malam datang setelah siang
Setelah semangat di pagi dan siang hari, ada malam untuk istirahat
Hehe judul diatas menhadi tema latihan skill menghargai waktu hari ini bersama Aakif. Kami bermain dengan magic pad..membuat gambar gambar sesuka hati tanpa warna. Magic padnya selalu dibelah dua untuk membedakan pagi-siang dan malam. Ciri- cirinya apa ya?? Paling clear buat Aakif adanya matahari, bulan dan bintang, juga terang dan gelap. Saya pun mengatakan "Saat terang kita semangat belajar, dan malam hari kita istirahat"..hehe kata dia nyengir-nyengir. Ah Aakif..kamu teh selalu manis.
Alhamdulillah untuk latihan hari ini..terus berdoa untuk aakif dan anak anakku semoga menjadi anak2 yang menghargai waktu dan menjadikan waktunya bermanfaat. Aamiin.
#HariKe3
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Bunsay4Internasional
Hehe judul diatas menhadi tema latihan skill menghargai waktu hari ini bersama Aakif. Kami bermain dengan magic pad..membuat gambar gambar sesuka hati tanpa warna. Magic padnya selalu dibelah dua untuk membedakan pagi-siang dan malam. Ciri- cirinya apa ya?? Paling clear buat Aakif adanya matahari, bulan dan bintang, juga terang dan gelap. Saya pun mengatakan "Saat terang kita semangat belajar, dan malam hari kita istirahat"..hehe kata dia nyengir-nyengir. Ah Aakif..kamu teh selalu manis.
Alhamdulillah untuk latihan hari ini..terus berdoa untuk aakif dan anak anakku semoga menjadi anak2 yang menghargai waktu dan menjadikan waktunya bermanfaat. Aamiin.
#HariKe3
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Bunsay4Internasional
Thursday, October 4, 2018
Menggambar alat ukur waktu
Saya ingin berlatih bersama Aakif mengilustrasikan bagaimana waktu berjalan. Menajamkan keyakinan Aakif bahwa waktu itu terukur dan jam adalah alat ukur waktu. Masih berlatih skill menghargai waktu, kami main dan berlatih mengenal waktu dan memahami waktu berjalan melalui gambar jam.
Sejak kemarin saya mempersiapkan sebuah kertas A3 yang saya gulung rapih dengan pita di tengah. Ini tidak terlalu biasa saya lakukan, hanya sesekali sesuai purpose saja. Namun pagi ini saat ditunjukkan ke Aakif menjadi tampak istimewa dan menarik hatinya. Saya sampaikan hari ini kita berlatih lagi dengan waktu di kertas ini. Meski masih pagi, dia tampak berbinar binar...
Oh ya saya juga menyiapkan sebuah spidol untuk Aakif. Saya sodorkan kertas dan spidolnya. Dia semangat dan stimulus saya hanya.."biasanya jam berbentuk apa ya... "
Aakif tanpa ragu membuat lingkaran besar. Saya stimulasi lagi dengan "dia punya tangan-tangan kan ya?"
Daan tanpa ragu dia menggambar kedua tangan pendek dan tangan panjang jamnya. "wah hebat mas"..saya sambung lagi sambil menatap dan kami saling menatap ceriaa..
Hmmm ada apanya lagi ya di jam itu?? saya ikut berfikir..sampai sini saja sudah bagus buat Aakif batin saya..
Saya fikir dia masih fokus..saya bilang "biasanya ada angkanya..angka 12 dimana ya?"
Saya cukup kaget dia tahu dimana harus meletakkan angka 12, 3, lalu 6..eh masih terbalik tertulis angka 9..hehe..Self correctionnya berjalan, "mii aku salah buat angka 6 nya..diginiin aja ya" katanya sambil menimpal angka 9 menjadi angka 6. Saya fikir terakhir dia hanya akan menuliskan angka 9.
Bahkan saya lebih kaget dia bisa meletakkan semua angka yang memang harus ada di sebuah jam. Masya Allah.. Secara kurikulum, anak-anak akan belajar jam di pelajaran matematika pada kelas 3 SD. Saya berikan pujian atas kemampuannya dan menyudahi latihan hari ini dengan menjelaskan padanya dalam satu hari ada 24 jam, ada jam 12 siang dan ada jam 12 malam. Fira ikut nimbrung "12 a.m dan 12 p.m" katanya. Aakifnya tampak senyum senyum dan ikut bilang a.m dan p.m. ala ala belajar pengucapan gaya orang UK..wkwkwkwk..Saya rasa cukup latihan tentang waktu pada Aakif hari ini.. ada tahapan yang besok akan saya lakukan lagi agar dia bisa semakin memahami waktu dan menghargai waktu dengan baik.
#HariKe2
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Bunsay4Internasional
Saya ingin berlatih bersama Aakif mengilustrasikan bagaimana waktu berjalan. Menajamkan keyakinan Aakif bahwa waktu itu terukur dan jam adalah alat ukur waktu. Masih berlatih skill menghargai waktu, kami main dan berlatih mengenal waktu dan memahami waktu berjalan melalui gambar jam.
Sejak kemarin saya mempersiapkan sebuah kertas A3 yang saya gulung rapih dengan pita di tengah. Ini tidak terlalu biasa saya lakukan, hanya sesekali sesuai purpose saja. Namun pagi ini saat ditunjukkan ke Aakif menjadi tampak istimewa dan menarik hatinya. Saya sampaikan hari ini kita berlatih lagi dengan waktu di kertas ini. Meski masih pagi, dia tampak berbinar binar...
Oh ya saya juga menyiapkan sebuah spidol untuk Aakif. Saya sodorkan kertas dan spidolnya. Dia semangat dan stimulus saya hanya.."biasanya jam berbentuk apa ya... "
Aakif tanpa ragu membuat lingkaran besar. Saya stimulasi lagi dengan "dia punya tangan-tangan kan ya?"
Daan tanpa ragu dia menggambar kedua tangan pendek dan tangan panjang jamnya. "wah hebat mas"..saya sambung lagi sambil menatap dan kami saling menatap ceriaa..
Hmmm ada apanya lagi ya di jam itu?? saya ikut berfikir..sampai sini saja sudah bagus buat Aakif batin saya..
Saya fikir dia masih fokus..saya bilang "biasanya ada angkanya..angka 12 dimana ya?"
Saya cukup kaget dia tahu dimana harus meletakkan angka 12, 3, lalu 6..eh masih terbalik tertulis angka 9..hehe..Self correctionnya berjalan, "mii aku salah buat angka 6 nya..diginiin aja ya" katanya sambil menimpal angka 9 menjadi angka 6. Saya fikir terakhir dia hanya akan menuliskan angka 9.
Bahkan saya lebih kaget dia bisa meletakkan semua angka yang memang harus ada di sebuah jam. Masya Allah.. Secara kurikulum, anak-anak akan belajar jam di pelajaran matematika pada kelas 3 SD. Saya berikan pujian atas kemampuannya dan menyudahi latihan hari ini dengan menjelaskan padanya dalam satu hari ada 24 jam, ada jam 12 siang dan ada jam 12 malam. Fira ikut nimbrung "12 a.m dan 12 p.m" katanya. Aakifnya tampak senyum senyum dan ikut bilang a.m dan p.m. ala ala belajar pengucapan gaya orang UK..wkwkwkwk..Saya rasa cukup latihan tentang waktu pada Aakif hari ini.. ada tahapan yang besok akan saya lakukan lagi agar dia bisa semakin memahami waktu dan menghargai waktu dengan baik.
#HariKe2
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Bunsay4Internasional
Wednesday, October 3, 2018
Melawan Alarm
Program keluarga yang sempat saya share pada waktu yang lalu adalah lomba bangun pagi. Setiap pagi saya dan suami sudah bebas dari spending time untuk membangunkan anak-anak. Semua dengan mandiri bangun dan courious di posisi ke berapa mereka mendapat tempat.
Untuk mewarnai keseruan lomba bangun pagi, kami menyematkan di tengah-tengah saat ini dengan permainan melawan alarm. Misal untuk berangkat sekolah, bila si anak sudah siap berangkat sebelum bel di HP berbunyi berarti dia memenangi lomba lawan Alarm. Ketiga anak tahu permainan ini, tapi saya memfokuskan pada sulung Ghina.
Untuk Aakif yang baru 3 pekan masuk sekolah dasar (Volkschule), saya lihat selama lomba bangun pagi memiliki keinginan yang kuat untuk menang, dan berusaha bangun pagi. Namun, dalam persiapan berangkat sekolah kadang dia masih agak tidak mempedulikan waktu. Saat nya saya mencanangkan Skill menghargai waktu buat si sholeh. Skill menghargai waktu ini merupakan bagian dari soft skill dan kognitif skill:
Saya mulai dengan mendiskusikan waktu dalam bentuk angka, modalnya yang sudah ada saja yaitu selembar jadwal sholat. Kebetulan juga pagi ini dia bangun pertama, dan saya sedang bersiap ibadah pagi. Kami menunjukkan "ini jadwal sholat bulan Oktober, ada waktu-waktu sholat disini...lihat ini Ok..to..ber", dia memperhatikan sambil tengkurap di kasurnya. Saya melanjutkan "nah hari ini hari Kamis, tanggal 4, kalau yang ini tulisan Subuh".. jam berapa Subuh coba lihat? dia langsung menjawab dengan tepat 05:37. Saya sodorkan juga HP saya dan dia bergumam "belum sampai jam sholat subuh..05:29. Iya betull...berapa menit lagi ya Subuhnya? saya melanjutkan. Dia berhitung..29..30..31...32,...37
coba lihat sekarang jam berapa? wah sudah 05:30..
Wah sekarang sudah jam? tanya saya lagi..."05: 31 miii.." jawabnya.
dan seterusnya berhitung sama-sama menuju jam waktu shubuh waktu Graz.
Selalu menyenangkan bermain dengan anak-anak. Aakif terlihat sangat senang diajak berdiskusi tentang waktu pagi ini dan excited melihat menit per menit Yang berubah di HP. Untuk Saat ini target menghargai waktu bagi Aakif Yang berusia 6 tahun adalah mampu memanfaatkan waktu pagi harinya yang dialokasikan untuk mengaji dan persiapan sekolah dengan baik, menggunakan waktu siang dan sorenya untuk PR dan untuk berbagai kegiatan olahraga ataupun les.
Mendampingi dia menghargai waktu juga mengingatkan saya sendiri untuk belajar menghargai waktu Yang Allah berikan, meresapi dan memperhatikan pesanNya : Demi masa. Sesungguhnya manusia ada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran (Qs. Al Ashr 1-3).
Foto dibawah adalah papan sederhana Yang setiap hari kami gunakan untuk mengurutkan nama-nama anak sesuai urutan bangun pagi. Semoga Allah memudahkan saya membangun keterampilan menghargai waktu pada Aakif, dan menjadi proses yang berkesinambungan baginya untuk bijak menggunakan waktu Yang ada pada tempatnya. Aamiin.
Karena sesungguhnya waktu Yang berlalu tak akan kembali menemuimu.
“Time is free, but it’s priceless. You can’t own it, but you can use it. You can’t keep it, but you can spend it. Once you’ve lost it you can never get it back.” (Harvey Mackay)
#HariKe1
#Tantangan10Hari
Untuk mewarnai keseruan lomba bangun pagi, kami menyematkan di tengah-tengah saat ini dengan permainan melawan alarm. Misal untuk berangkat sekolah, bila si anak sudah siap berangkat sebelum bel di HP berbunyi berarti dia memenangi lomba lawan Alarm. Ketiga anak tahu permainan ini, tapi saya memfokuskan pada sulung Ghina.
Untuk Aakif yang baru 3 pekan masuk sekolah dasar (Volkschule), saya lihat selama lomba bangun pagi memiliki keinginan yang kuat untuk menang, dan berusaha bangun pagi. Namun, dalam persiapan berangkat sekolah kadang dia masih agak tidak mempedulikan waktu. Saat nya saya mencanangkan Skill menghargai waktu buat si sholeh. Skill menghargai waktu ini merupakan bagian dari soft skill dan kognitif skill:
Saya mulai dengan mendiskusikan waktu dalam bentuk angka, modalnya yang sudah ada saja yaitu selembar jadwal sholat. Kebetulan juga pagi ini dia bangun pertama, dan saya sedang bersiap ibadah pagi. Kami menunjukkan "ini jadwal sholat bulan Oktober, ada waktu-waktu sholat disini...lihat ini Ok..to..ber", dia memperhatikan sambil tengkurap di kasurnya. Saya melanjutkan "nah hari ini hari Kamis, tanggal 4, kalau yang ini tulisan Subuh".. jam berapa Subuh coba lihat? dia langsung menjawab dengan tepat 05:37. Saya sodorkan juga HP saya dan dia bergumam "belum sampai jam sholat subuh..05:29. Iya betull...berapa menit lagi ya Subuhnya? saya melanjutkan. Dia berhitung..29..30..31...32,...37
coba lihat sekarang jam berapa? wah sudah 05:30..
Wah sekarang sudah jam? tanya saya lagi..."05: 31 miii.." jawabnya.
dan seterusnya berhitung sama-sama menuju jam waktu shubuh waktu Graz.
Selalu menyenangkan bermain dengan anak-anak. Aakif terlihat sangat senang diajak berdiskusi tentang waktu pagi ini dan excited melihat menit per menit Yang berubah di HP. Untuk Saat ini target menghargai waktu bagi Aakif Yang berusia 6 tahun adalah mampu memanfaatkan waktu pagi harinya yang dialokasikan untuk mengaji dan persiapan sekolah dengan baik, menggunakan waktu siang dan sorenya untuk PR dan untuk berbagai kegiatan olahraga ataupun les.
Mendampingi dia menghargai waktu juga mengingatkan saya sendiri untuk belajar menghargai waktu Yang Allah berikan, meresapi dan memperhatikan pesanNya : Demi masa. Sesungguhnya manusia ada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran (Qs. Al Ashr 1-3).
Foto dibawah adalah papan sederhana Yang setiap hari kami gunakan untuk mengurutkan nama-nama anak sesuai urutan bangun pagi. Semoga Allah memudahkan saya membangun keterampilan menghargai waktu pada Aakif, dan menjadi proses yang berkesinambungan baginya untuk bijak menggunakan waktu Yang ada pada tempatnya. Aamiin.
Karena sesungguhnya waktu Yang berlalu tak akan kembali menemuimu.
“Time is free, but it’s priceless. You can’t own it, but you can use it. You can’t keep it, but you can spend it. Once you’ve lost it you can never get it back.” (Harvey Mackay)
#HariKe1
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
#Bunsay4Internasional
Reference:https://pusatkemandiriananak.com/
Subscribe to:
Posts (Atom)
Bunda produktif
Ini dia jurnal menelisik passion pekan pertamaku... Gambar Passion Canvas
-
Bismillahirrohmaanirrohiim KINSEY SCALE TEST Sejujurnya Saya baru nih menemukan ada skala tes ini. Saya pun mencoba mengeksplorasinya....
-
Bismillah Pagi hari sebelum kami sholat subuh berjamaah di rumah, saya bercerita tentang Ukasyah sahabat nabi yang hendak meminta pembalasa...
-
Pagi ini topik hangat di rumah kami adalah seputar Graz Marathon. Awal bulan saat menemukan flyer Graz marathon saya menawari anak2 di rumah...