Friday, October 12, 2018

Melatih rasa tanggung jawab

Suatu hari saya menemui seorang teman laki-laki di Institute yang sedang menjalani post doctoral degree mengambil lap kering dan mengambil gelas-gelas dan piring dari dish washer maschine dan meletakkan semuanya di rak alat makan/minum di dapur. Dalam hati saya biasanya ini dikerjakanoleh Ms. x yang memang bertugas untuk itu.  Lain waktu saya pernah pulang dari party bersama-sama supervisor dan teman sesama PhD. Saya melihat begitu sigap profesor saya meminta sikat pembersih salju ketika kaca depan mobil teman PhD yang akan kami tumpangi bertiga penuh dengan salju. Hal ini beliau lakukan segera langsung turun dari duduknya dan sret sret mengerjakannya dengan sangat cepat dan cekatan. Kembali ke tempat duduknya beliau bilang "safety first". Dalam hati saya..aku kok diam saja, awareness saya yang tidak terbiasa mengendalikan kendaraan dan termasuk anak baru membuat saya seperti tidak gercep. Kedua fenomena tersebut adalah betapa pada diri orang yang bertanggung jawab ada sikap yang positif, spontanitas mengerjakan sesuatu saat dibutuhkan, tidak menunggu orang lain mengerjakan pekerjaan untuknya dan merasakan bangga untuk dirinya sendiri bila dia mampu mengerjakan suatu pekerjaan tersebut.

Menumbuhkan rasa tanggung jawab pada anak kita sesuai banyak sumber harus dimulai sedini mungkin, let say sejak usia todler, rentang usia pasca masa bayi sampai usia 3 tahun. Selain poin memulai pada usia dini, banyak poin lain yang harus atau bisa diaplikasikan dalam melatih rasa tanggung jawab ini. Saya akan mencobanya beberapa poin dan akan saya tuliskan beberapa tersebut insya Allah. Kemarin saya menggunakan model responsibility, saya mengajak Aakif menyiapkan bekal sekolahnya bersama-sama dengan saya. Hari ini saya menggunakan pendekatan teach consequenses. Saat mengecek kembali perlengkapan sekolah, saya menyebutkan 1 barang penting, disambung oleh Aakif sendiri, dan disela-selanya kita bahas apa dampaknya bila barang itu tertinggal di rumah.
So far berjalan lancar latihannya, Aakif senang dan bangga. Namun catatan saya Aakif masih membutuhkan banyak penguatan untuk secara mandiri melakukan kegiatan pengecekan kebutuhan perlengkapan sekolahnya, sesekali masih terjadi di pagi menjelang berangkat sekolah baru ribut tempat pensilnya tidak ada di tasnya. Sampai ketemu di latihan selanjutnya..:)
#level2
#day9
#melatihkemandirian
#kuliahbundsay

No comments:

Bunda produktif

 Ini dia jurnal menelisik passion pekan pertamaku... Gambar Passion Canvas