Project cable car menuju Schöckl
Fira dan Aakif berbeda usia 3 tahun, saat ini di mata saya mereka berdua itu sering mengingatkan pada memori indah antara saya dan kakak saya saat kecil. Berantem akibat berebutan benda-benda yg dibutuhkan, rebutan kamar mandi, rebutan makanan..hehe. Kenapa beranteman kok jd memori indah? aneh ya...seingat saya saya sesekali menangis, sesekali melawan kakak dan sesekali berlari meminta perlindungan pada orangtua. Tidak ada Yang menyakitkan Saat ini dengan memori berantem itu. Saat ini pula kakakku Yang satu itu sangat penuh welas asih dan menjadi orang Yang bersedia membantu saya bila saya perlukan.
Kembali ke Aakif dan Fira mereka bisa sangat kompak dan bisa seketika berantem juga. Foto diatas itu suatu hasil dari proses mereka berdua memiliki ide untuk menggunakan kardus bekas untuk membuat sesuatu, tetiba ada pertengkaran karena Fira tidak menghendaki Aakif membuat Benda Yang sama dengannya. Saya ikut menengahi agar Fira memberikan kesempatan Aakif untuk membuat sendiri tapi Fira bersedia menjadikan Project bersama. Akhirnya mereka menyepakati untuk membuat cable car. Alhamdulillah selesai juga akhirnya. Mereka berdua tampak puas.
Kapankah seorang ibu atau ayah perlu hadir menengahi pertengkaran anak-anak? atau membiarkan mereka menyelesaikan masalahnya sendiri?
Orangtua akan diminta hadir untuk membantu anak-anak menyadari apa Yang mereka telah lakukan pada saudaranya sehingga saudaranya terusik, gali bagaimana perasaan anak dengan kejadian Yang mereka Alami, tunjukkan hal-hal prinsip dalam bersikap dan berkomunikasi, hal-hal prinsip untuk berbagi dan berkasih sayang. Mereka harus hidup rukun itu benar, tetapi mereka harus memiliki dasar bahwa ada prinsip-prinsip kehidupan Yang lebih dasar harus mereka pegang.
SALAM, saya yang ingin terus belajar menjadi orangtua Yang baik.
Saturday, September 29, 2018
Extraordinary behaviors
Extraordinary behaviors
Suatu pagi setelah memarkir sepedaku pada tempatnya dan lalu menguncinya, aku bergegas memasuki pintu utama gedung universitas tempatku belajar. Langkahku setengah berlari karena terasa sekali perubahan udara pagi hari ini, pekan lalu masih belasan derajat, pagi ini kulihat subuh tadi 2 derajat celcius. Bersamaan dari arah yang berbeda ada seorang laki-laki yang juga sepertinya menuju pintu utama, karena rasa kedinginanku, maka aku meraih pintu kayu ukuran besar itu lebih dulu, dan sejak tinggal disini beberapa tahun yang lalu, kebiasaan menahan pintu dan membiarkan sampai orang yang telah mendekati pintu yang sama masuk reflek aku lakukan. Laki-laki itu pun mengatakan ucapan terimakasih banyak katanya. Setelah itu kami menaiki beberapa anak tangga untuk mencapai pintu utama kedua yang terbuat dari kaca, seperti tidak mau kalah berbuat baik dia tampak sekuat tenaga meraih pintu kaca lebih dulu dan memberikan pembalasan menahan pintu dan mempersilakan aku lewat. Aku merasakan dia berupaya sangat keras untuk tidak mau keduluan lagi oleh saya untuk membuka pintu, menurut saya ini extra ordinary atau bisa juga dibilang kesungguhan yang optimal untuk memperlakukan orang dengan sebaik-baiknya.
Siang ini lain lagi, teman seruanganku yang bukan native Austria dan berjilbab sepertiku sedang mempersiapkan banyak kertas-kertas kuesioner penelitian. Aku sempat berbincang dengannya tentang banyaknya target rumah sakit dan nursing home tempat penelitian nanti dilaksanakan. Ada seorang native Austria yang kemudian memasuki ruangan kami untuk berbincang dengan temanku berjilbab ini dalam bahasa Jerman. Selesai mengobrol sang native datang lagi membawa piring kecil yang dilengkapi spons cuci piring basah. Aku baru sadar bahwa maksudnya dia adalah membantu temanku yang dengan kertas-kertas kuesionernya berkali-kali menjilat jari ke lidah seperti kita-kita melakukannya bila bekerja dengan penggabungan banyak kertas-kertas. Sangatlah praktis bila tersedia spons basah itu untuknya. Aku melihatnya teman native ini kok ya sensitif sekali, empathi dan penuh usaha untuk membantu walau dengan hal kecil.
Bagian hidupku yang Allah masih berikan ini, rasanya begitu indah dan penuh harap bagiku untuk terus memperbaiki diri dan berbuat secara real bagi orang banyak.
Suatu pagi setelah memarkir sepedaku pada tempatnya dan lalu menguncinya, aku bergegas memasuki pintu utama gedung universitas tempatku belajar. Langkahku setengah berlari karena terasa sekali perubahan udara pagi hari ini, pekan lalu masih belasan derajat, pagi ini kulihat subuh tadi 2 derajat celcius. Bersamaan dari arah yang berbeda ada seorang laki-laki yang juga sepertinya menuju pintu utama, karena rasa kedinginanku, maka aku meraih pintu kayu ukuran besar itu lebih dulu, dan sejak tinggal disini beberapa tahun yang lalu, kebiasaan menahan pintu dan membiarkan sampai orang yang telah mendekati pintu yang sama masuk reflek aku lakukan. Laki-laki itu pun mengatakan ucapan terimakasih banyak katanya. Setelah itu kami menaiki beberapa anak tangga untuk mencapai pintu utama kedua yang terbuat dari kaca, seperti tidak mau kalah berbuat baik dia tampak sekuat tenaga meraih pintu kaca lebih dulu dan memberikan pembalasan menahan pintu dan mempersilakan aku lewat. Aku merasakan dia berupaya sangat keras untuk tidak mau keduluan lagi oleh saya untuk membuka pintu, menurut saya ini extra ordinary atau bisa juga dibilang kesungguhan yang optimal untuk memperlakukan orang dengan sebaik-baiknya.
Siang ini lain lagi, teman seruanganku yang bukan native Austria dan berjilbab sepertiku sedang mempersiapkan banyak kertas-kertas kuesioner penelitian. Aku sempat berbincang dengannya tentang banyaknya target rumah sakit dan nursing home tempat penelitian nanti dilaksanakan. Ada seorang native Austria yang kemudian memasuki ruangan kami untuk berbincang dengan temanku berjilbab ini dalam bahasa Jerman. Selesai mengobrol sang native datang lagi membawa piring kecil yang dilengkapi spons cuci piring basah. Aku baru sadar bahwa maksudnya dia adalah membantu temanku yang dengan kertas-kertas kuesionernya berkali-kali menjilat jari ke lidah seperti kita-kita melakukannya bila bekerja dengan penggabungan banyak kertas-kertas. Sangatlah praktis bila tersedia spons basah itu untuknya. Aku melihatnya teman native ini kok ya sensitif sekali, empathi dan penuh usaha untuk membantu walau dengan hal kecil.
Bagian hidupku yang Allah masih berikan ini, rasanya begitu indah dan penuh harap bagiku untuk terus memperbaiki diri dan berbuat secara real bagi orang banyak.
Thursday, September 27, 2018
Tuesday, September 25, 2018
Publikasi di Journal Internasional keperawatan
Tahapan Yang sangat penting bagi seorang peneliti adalah menuliskan hasil eksplorasinya ke dalam tulisan Yang bermanfaat bagi pengetahuan. Keterjangkauan tulisan itu bisa diakses oleh peneliti dan pembelajar lain di seluruh Dunia menjadi terbuka Saat Kita mempublikasikan di jurnal internasional. Namun Kita wajib berhati-hati Saat menentukan pilihan jurnal, banyak sekali penawaran dari predatory Journal Yang sebetulnya mengharapkan uang dari Kita semata.
Oh ya memilih jurnal termasuk bagian awal dari tugas menulis publikasi, kenapa? karena dengan mengetahui jurnal target maka Kita sedari awal sudah mempersiapkan arah tulisan, Gaya penulisan dan ketentuan penulisan sitasi dan referansi Yang sesuai dengan petunjuk penulisan di jurnal Yang Kita tuju.
Berdasarkan pengalaman saya, ini Yang saya lakukan untuk menentukan jurnal target :
1. Tentukan coverage dari tulisan Kita ? kalau studi Kita hanya dilakukan di Indonesia, mungkin Kita bisa menentukan coverage jurnal Asia Region. Lihat di Science Citation Index Expanded (SCIE), Social Sciences Citation Index (SSCI) atau SCImago Journal & Country Rank. Melalui ke3 Website perankingan tersebut setidaknya saya mendapatkan beberapa Kandidat Journal Yang akan saya tuju. Untuk Subject area seringkali saya mulai dengan Nursing, walau sesekali saya juga memilih medicine.
2. Saya mempertimbangkan coverage jurnal target, Impact factor, Quartil dan score H indexnya.
3. Saya juga menilik coverage study Literatur saya, terpublikasi di jurnal apakah referensi2 Yang saya gunakan? Kedekatan topik Kita menyebabkan Kita memiliki beberapa Artikel jurnal menjadi rujukan utama. Di jurnal itu pula tulisan Kita berpeluang sangat besar diterima. Insya Allah.
4. Selalu konsultasikan kepada pembimbing Kita. Supervisor saya selalu memberikan masukan untuk hal ini. Publikasi saya Yang pertama beliau sarankan untuk Asian Jurnal. Dan Alhamdulillah pilihan Yang pertama itu berujung manis.
Sementara ini tips dari saya..semoga bermanfaat.
Tahapan Yang sangat penting bagi seorang peneliti adalah menuliskan hasil eksplorasinya ke dalam tulisan Yang bermanfaat bagi pengetahuan. Keterjangkauan tulisan itu bisa diakses oleh peneliti dan pembelajar lain di seluruh Dunia menjadi terbuka Saat Kita mempublikasikan di jurnal internasional. Namun Kita wajib berhati-hati Saat menentukan pilihan jurnal, banyak sekali penawaran dari predatory Journal Yang sebetulnya mengharapkan uang dari Kita semata.
Oh ya memilih jurnal termasuk bagian awal dari tugas menulis publikasi, kenapa? karena dengan mengetahui jurnal target maka Kita sedari awal sudah mempersiapkan arah tulisan, Gaya penulisan dan ketentuan penulisan sitasi dan referansi Yang sesuai dengan petunjuk penulisan di jurnal Yang Kita tuju.
Berdasarkan pengalaman saya, ini Yang saya lakukan untuk menentukan jurnal target :
1. Tentukan coverage dari tulisan Kita ? kalau studi Kita hanya dilakukan di Indonesia, mungkin Kita bisa menentukan coverage jurnal Asia Region. Lihat di Science Citation Index Expanded (SCIE), Social Sciences Citation Index (SSCI) atau SCImago Journal & Country Rank. Melalui ke3 Website perankingan tersebut setidaknya saya mendapatkan beberapa Kandidat Journal Yang akan saya tuju. Untuk Subject area seringkali saya mulai dengan Nursing, walau sesekali saya juga memilih medicine.
2. Saya mempertimbangkan coverage jurnal target, Impact factor, Quartil dan score H indexnya.
3. Saya juga menilik coverage study Literatur saya, terpublikasi di jurnal apakah referensi2 Yang saya gunakan? Kedekatan topik Kita menyebabkan Kita memiliki beberapa Artikel jurnal menjadi rujukan utama. Di jurnal itu pula tulisan Kita berpeluang sangat besar diterima. Insya Allah.
4. Selalu konsultasikan kepada pembimbing Kita. Supervisor saya selalu memberikan masukan untuk hal ini. Publikasi saya Yang pertama beliau sarankan untuk Asian Jurnal. Dan Alhamdulillah pilihan Yang pertama itu berujung manis.
Sementara ini tips dari saya..semoga bermanfaat.
Tuesday, September 18, 2018
Lulus Independent toileting??
Sepanjang perjalanan ibu dan anaknya adalah pelajaran hidup Yang sangat berarti. Untuk Aakif tahap Saat ini Yang saya syukuri mendekati perfect untuk life skillnya adalah toileting. Usia 4 tahun saya mulai meminta dia untuk menekan tombol Flush sendiri setelah poop. Pada usia 5 tahun mulai cebok sendiri, air di ember ummi Yang siapkan dan masih diobservasi (ditemani) sampe tuntas. Usia 6 tahun mulai cebok sendiri dan cuci tangan sampai bersih tanpa ditemani lagi oleh ummi.
Pagi ini saya sempat memanggil nama nya..."aku di toilet mii" jawabnya.
Oh Ok Aakif ujarku..
Tak lama dia keluar dari toilet dan senyum senyum menuju ke saya. Aakif menyodorkan kedua tangannya sambil meminta saya mencium kedua telapak tangannya Yang mungil.."hmm hebat.. haruuum sekali..bersih..Ummi senang".
"ya sudah Kita sarapan sekarang ya" ujar saya sambiul tersenyum senyum memandangi Aakifku.
Setelah dia di meja makan, saya pamit sebentar untuk ke toilet sambil mengecek keadaan closet. Alhamdulillah tidak ada Yang saya catat untuk diperbaiki lagi oleh Aakif.
Tadi saya coba berikan pujian atas keberhasilannya di tahan ini. Tapiii
Saya masih mengagendakan next time untuk sesekali lagi mengecek keutuhan tahapan per tahapan toileting dan bebersih Yang dia lakukan.
Demikianlah tugas Kita sebagai ibu..sepanjang hari penuh kasih sayang insya Allah.
#gameslevel1
#hari11
#bunda sayang
#IIP
Sepanjang perjalanan ibu dan anaknya adalah pelajaran hidup Yang sangat berarti. Untuk Aakif tahap Saat ini Yang saya syukuri mendekati perfect untuk life skillnya adalah toileting. Usia 4 tahun saya mulai meminta dia untuk menekan tombol Flush sendiri setelah poop. Pada usia 5 tahun mulai cebok sendiri, air di ember ummi Yang siapkan dan masih diobservasi (ditemani) sampe tuntas. Usia 6 tahun mulai cebok sendiri dan cuci tangan sampai bersih tanpa ditemani lagi oleh ummi.
Pagi ini saya sempat memanggil nama nya..."aku di toilet mii" jawabnya.
Oh Ok Aakif ujarku..
Tak lama dia keluar dari toilet dan senyum senyum menuju ke saya. Aakif menyodorkan kedua tangannya sambil meminta saya mencium kedua telapak tangannya Yang mungil.."hmm hebat.. haruuum sekali..bersih..Ummi senang".
"ya sudah Kita sarapan sekarang ya" ujar saya sambiul tersenyum senyum memandangi Aakifku.
Setelah dia di meja makan, saya pamit sebentar untuk ke toilet sambil mengecek keadaan closet. Alhamdulillah tidak ada Yang saya catat untuk diperbaiki lagi oleh Aakif.
Tadi saya coba berikan pujian atas keberhasilannya di tahan ini. Tapiii
Saya masih mengagendakan next time untuk sesekali lagi mengecek keutuhan tahapan per tahapan toileting dan bebersih Yang dia lakukan.
Demikianlah tugas Kita sebagai ibu..sepanjang hari penuh kasih sayang insya Allah.
#gameslevel1
#hari11
#bunda sayang
#IIP
Monday, September 17, 2018
Pijatan yang mantapppp
Saat lelah dengan banyak aktivitas fisik dan otak, pilihan saya adalah relaksasi sejenak. Untuk itu saya sering memberi kesempatan anak-anak untuk memijat saya. Ghina, Fira dan Aakif sudah terbiasa dimintai mijet. Bahkan Sabiq sudah mulai ikut-ikutan.
Ahad pagi ini saya memberi kesempatan pada Aakif, saya khusus meminta ke dia. Alhamdulillah tanpa bantahan dia bersedia dan bertanya dimana minyaknya.
"mas dikasih yang banyak ya minyaknya biar terasa panas" ujar saya
Aakif mulai meneteskan minyak ke punggung saya dan dia berusaha mengevaluasi ke saya " udah terasa panas mi?"
Saya menjawab sambil membalikkan kepala " iya sudah mulai terasa panas".
"Ok sekarang yang bagian pinggang mas" pinta saya.
dan diapun sigap mengoles lagi banyak minyak ke bagian pinggang.
"Wah enak banget mantaap mas pijatannya"
"Udah ya mi" serunya beberapa saat kemudian.
"OK deh cukup..Ummi selalu senang banget deh kalau mas Aakif mau pijetin ummi, danke schon"
Sekelumit kisah komunikasi saya diatas sesungguhnya adalah suatu respon bahagia saya memiliki anak-anak yang mau mengasihi ibunya, dan semoga saya akan terus bersyukur dan berbuat terbaik sepanjang perjalanan waktu yang Allah berikan untuk saya. Berbuat baik pada suami dan anak-anak saya yang mereka juga dengan setulus hati berusaha berbuat baik pada saya.
Namun ada kilasan yang sedikit berbeda yang masih saya ingat, sekitar 1.5 tahun yang lalu Aakif tidak selalu diminta untuk memijati saya, bahkan sering dia yang menawarkan diri ke saya. Saat itu saya sedang mengandung adiknya. Selepas Sabiq lahir sangat nyata bahwa dia mulai jarang menawarkan diri untuk memijat, hingga akhirnya saya yang sering mimintanya, atau saya membuat sayembara berhadiah untuk 20 menit memijat kepada anak-anak. Saya hanya berfikir, level empathi aakif itu sudah terasah sekali, mungkin dia berfikir saat dulu perut saya dan penampilan saya secara umum sangatlah butuh bantuannya, termasuk dipijat. Sekarang penampilan saya tidak terlalu "mengenaskan" dimatanya, sehingga bila diminta sesekali dia juga bertanya "emang ummi kenapa kecapekan?" dst.
Oh ya sharing saya tentang kebiasaan melibatkan anak-anak memijat saya ini terinspirasi dari apa yang saya amati pada saya dan adik-adik saya. Saya yang memiliki 6 orang saudara laki-laki melihat diantara ke6 anak laki-laki ibu saya ada 1 anak yang masa kecilnya dalam ingatan saya sangat sering diminta ibu saya untuk memijat. Saya perhatikan karena pada saat dia kecil dulu sering memijat mama saya, maka saat dia menjelang dewasa, masa dia kuliah dan saat ini sudah menikah dia selau terandalkan dalam urusan memijat mama saya. Dia tidak canggung dan kelihatan sangat luwes memperlakukan tangan, kaki, leher ataupun kepala mama saya. Sebenarnya saudara laki-laki saya yang lain juga dekat dan sesekali memijat mama saya. Mereka yang lain memiliki kelebihan energi untuk kegiatan bakti yang lain dan memuliakan mama dengan cara-cara yang berbeda.
#gameslevel1
#day10
#komunikasi produktif
#bundasayang
#IIP
"mas dikasih yang banyak ya minyaknya biar terasa panas" ujar saya
Aakif mulai meneteskan minyak ke punggung saya dan dia berusaha mengevaluasi ke saya " udah terasa panas mi?"
Saya menjawab sambil membalikkan kepala " iya sudah mulai terasa panas".
"Ok sekarang yang bagian pinggang mas" pinta saya.
dan diapun sigap mengoles lagi banyak minyak ke bagian pinggang.
"Wah enak banget mantaap mas pijatannya"
"Udah ya mi" serunya beberapa saat kemudian.
"OK deh cukup..Ummi selalu senang banget deh kalau mas Aakif mau pijetin ummi, danke schon"
Sekelumit kisah komunikasi saya diatas sesungguhnya adalah suatu respon bahagia saya memiliki anak-anak yang mau mengasihi ibunya, dan semoga saya akan terus bersyukur dan berbuat terbaik sepanjang perjalanan waktu yang Allah berikan untuk saya. Berbuat baik pada suami dan anak-anak saya yang mereka juga dengan setulus hati berusaha berbuat baik pada saya.
Namun ada kilasan yang sedikit berbeda yang masih saya ingat, sekitar 1.5 tahun yang lalu Aakif tidak selalu diminta untuk memijati saya, bahkan sering dia yang menawarkan diri ke saya. Saat itu saya sedang mengandung adiknya. Selepas Sabiq lahir sangat nyata bahwa dia mulai jarang menawarkan diri untuk memijat, hingga akhirnya saya yang sering mimintanya, atau saya membuat sayembara berhadiah untuk 20 menit memijat kepada anak-anak. Saya hanya berfikir, level empathi aakif itu sudah terasah sekali, mungkin dia berfikir saat dulu perut saya dan penampilan saya secara umum sangatlah butuh bantuannya, termasuk dipijat. Sekarang penampilan saya tidak terlalu "mengenaskan" dimatanya, sehingga bila diminta sesekali dia juga bertanya "emang ummi kenapa kecapekan?" dst.
Oh ya sharing saya tentang kebiasaan melibatkan anak-anak memijat saya ini terinspirasi dari apa yang saya amati pada saya dan adik-adik saya. Saya yang memiliki 6 orang saudara laki-laki melihat diantara ke6 anak laki-laki ibu saya ada 1 anak yang masa kecilnya dalam ingatan saya sangat sering diminta ibu saya untuk memijat. Saya perhatikan karena pada saat dia kecil dulu sering memijat mama saya, maka saat dia menjelang dewasa, masa dia kuliah dan saat ini sudah menikah dia selau terandalkan dalam urusan memijat mama saya. Dia tidak canggung dan kelihatan sangat luwes memperlakukan tangan, kaki, leher ataupun kepala mama saya. Sebenarnya saudara laki-laki saya yang lain juga dekat dan sesekali memijat mama saya. Mereka yang lain memiliki kelebihan energi untuk kegiatan bakti yang lain dan memuliakan mama dengan cara-cara yang berbeda.
#gameslevel1
#day10
#komunikasi produktif
#bundasayang
#IIP
Sunday, September 16, 2018
Lolipop dari Turki
Siang siang terkesima tomat, pir dan plum yg tampak seger banget..tp saya pilih tomat aja deh secara tujuan utamanya beli daging halal. Tak lama suami malah bisik bisik "pir nya bagus2 dek"..Ok akhirnya kami angkut jg "sekeranjang"..mumupung 80 cent per kilo..hahaha..pokoke prinsipnya buah yg lagi musim dinikmatin aja deh..
Fira dan Aakif "ngasisten" umminya pilih daging segar dan daging olahan halal..hap hap fira sigap bantu angkat daging burger, Aakif bawain tomat sampe ke kasir...hitung dan bayar..eh abang kasir nyodorin bonus lolipop..barang paling anti ada di daftar belanja. Kuingatkan untuk say what.." danke" kata keduanya sambil sigap berbagi kedua loli.
Selesai dengan bahan mentah kita belok kiri ke kedai kebab..ada rayuan dr anak2 mereka urunan untuk kebab, masing2 50 cent..kata jubirnya mba Ghina 50 cent x 5 cukup tuh 2.5€ kan mii.
Ok lah terakhir jajan kebab kyknya idhul fitri lalu deh..akhirnya kami pun order 3 kebap untuk ber5..hanya 1 yg saya bayar penuh, 1 hasil urunan, 1nya bonus karena pas banget ini pembelian yg ke 10..hehe ada kartu 9 gratis 1 sudah terisi stempel setahunan ini setiap beli kebap. Alhamdulillah jalan pulang kenyang...:)
Dialog di rumah saat menikmati lolipop..kata mba Fira brandnya "ulker"..wah produk Turki banget itu mah..yo wis Bismillah Insya Allah halal.
Sambil sesekali minta icip jilat loli saya ke Aakif:
U: "harus apa nih kalo habis makan loli mas?"
Sambil nyengir...
A: "sikat gigi"
U: " masih ingat ga siapa diantara kalian yg pernah dicabut giginya"
A: "mb Fira"
U: "mb Ghina dan ummi juga pernah".."jadi kalo pingin giginya sehat harus selalu gosok gigi ya"
A: "iya..2 menit" ktnya menambahkan
U: "good..2 menit sikat gigi itu good"
Aakif termasuk yg giginya terawat dengan baik, ada satu yg pernah sakit, ternyata berlubang dan harus ditambal. Sejak itu makin semangat ngerawat giginya.
Saya simpan ke loker memori saya..Menjadikan refleksi menjadi perintah buat anak memang jitu deh... And..Pujian ke anak haruslah jelas, kalau mengatakan hebat untuk sebuah pernyataan atau perilaku anak.
Bismillah wal hamdulillah long life learning.
#gameslevel1
#day9
#bundasayang
#IIP
Aakif termasuk yg giginya terawat dengan baik, ada satu yg pernah sakit, ternyata berlubang dan harus ditambal. Sejak itu makin semangat ngerawat giginya.
Saya simpan ke loker memori saya..Menjadikan refleksi menjadi perintah buat anak memang jitu deh... And..Pujian ke anak haruslah jelas, kalau mengatakan hebat untuk sebuah pernyataan atau perilaku anak.
Bismillah wal hamdulillah long life learning.
#gameslevel1
#day9
#bundasayang
#IIP
Saturday, September 15, 2018
Hausaufgabe
Dialog ringan saya dan Aakif barusan tentang pekerjaan rumah yang mulai dia dapatkan dari gurunya.
"Ummi aku dapat PR."
"Oh Hausaufgabe ya... mana? Ummi boleh lihat?"
Sejenak dia cari buku PR nya..dan semangat menunjukkannya ke saya.
"Hmm..kira-kira bisa ga mas Aakif kerjainnya?"
"Bisa!" serunya.
Tak lama berselang..dia sudah datang lagi dan menunjukkan PRnya yg sudah selesai dikerjakan.
"Woow hebat, cepat, dan rapih kerjain PRnya!", seru saya sambil menunjukkan gerakan toss.
Saya coba ingatkan lagi cerita hari pertama sekolah. "Waktu itu mas Aakif takut PRnya susah, ternyata gimana sekarang?"
Aakif senyum senyum dan bilang:"Ternyata enggak susah, aku bisa."
Saya ambil kesempatan refleksi seminggu lalu ini untuk menguatkan langkahnya ke depan. "Nanti mas Aakif kerjakan PR terus baik baik ya."
Toos lg doong...
OK..Kita berdua toss kepal tangan...wadaauu "kuat juga kepalan mas aakif" canda saya.
eeh dianya PD banget "kan anak laki".
Oh iya anak laki ya....hehe ngekeh ngekeh kami deh..
Selain hikmah komunikasi produktif yang terus dijadikan perilaku yang melekat, tak kalah penting issue penguatan percaya diri bagi anak-anak. Bonus saya jadi tahu sejauh mana aakif sudah mampu mengidentifikasi siapa dirinya, dia harus benar-benar tahu dia laki-laki. Tarbiyah Jinsiyah sejak anak kita lahir..kuatkan dan kuatkan setiap langkah di usianya.
#gameslevel1
#day8
#bundasayang
#IIP
Friday, September 14, 2018
Lomba bangun pagi
Siapa yg bangun pagi duluan setiap pagi, namanya akan terpampang di papan magnet.😙Ini adl upaya kami mempersiapkan anak2 di pagi hari agar penuh semangat dan siap beraktivitas.
Pagi ini ghina bangun duluan. Disusul fira dan Aakif pd waktu yg bersamaan, fira langsung mengclaim dia lebih dulu dr Aakif. Aakif langsung melengking tanda protes.
Saya katakan "kalian berdua ada di posisi kedua".
Tampaknya mereka tidak puas, keributan masih berlanjut diantara keduanya..Aakif pun menangis. Saya katakan "please...dengar ini keputusan juri", "ummi tahu kalian bangun bersamaan". Saya berhenti sejenak, mereka berdua tampak diam. Saya lanjutkan lg " besok kalian harus panggil ummi ketika bangun, itu akan fair".
Alhamdulillah keduanya melunak dan abinya memasang nama2 pemenang di papan. Aakif saya bisiki "ummi mau kamu brav". Brav ini bhs Jerman yg berarti well-behaved.
Dr komunikasi tadi, poin2 mengendalikan emosi, keep information short and simple dan menyampaikan keinginan membantu sy untuk menyelesaikan permasalahan antara fira dan aakif. Realitanya buat mamak2 yg punya anak2 berusia berdekatan sangatlah sering terjadi dispute dan perselisihan ataupun pertenglaran antar anak2. Smg sy bs selalu sabar...sabar dan selalu sabar.
#gameslevel1
#day7
#Komunikasiproduktif
#IIP
Thursday, September 13, 2018
Bad mood di jalan
Sejak awal pekan kami berencana mengunjungi perpustakaan kota. Si sulung ingin mengembalikan buku yg lama dan ingin meminjam buku2 lain dr perpustakaan north yg menyediakan lebih banyak buku anak. Oh ya memang di kota Graz ini perpustakaan ada di setiap penjuru kota, tapi kami punya 2 Yang Favorit yaitu Yang di pusat kota dan Yang di North. Sore ini sepulang dr kampus sy langsung bersiap untuk bersama2 ke perpustakaan. Anak2 yg besar mengusulkan bersepeda saja. Aakif dan Sabiq di rumah dg abi. Tp abinya usul kita pergi semua sama2 saja, yg mau naik sepeda silakan. Alhamdulillah semua setuju. Fira naik sepeda dan Aakif naik scooter, Sabiq naik stroller sedangkan yg lain jalan kaki..hehe
Kami memutuskan menyusuri taman kota untuk menuju library. Sampai tetiba Aakif mengeluh "ini kok jalannya ada yg berbatu kerikil miii..ga enak" dg nada suara khas cranky nya dia.
Saya berujar " td siapa yg mau naik scooter?" Sedikit terpicu emosi kl sdh dengar nada suaranya yg itu.
Saya coba tarik nafas dan ingat sesuatu...lalu pasang muka kendor.. "mas itu tadi memang ada batu, tapi lihat nanti di depan jalannya mulus lagi" saya mencoba memberi informasi Jelas dan singkat.
Dia mejawab lagi "iya tapi aku jadinya ga mau pake scooter kalau jalannya enggak Mulus"
Aku coba raih tangannya, dan memberikan alternatif "mau tetap dituntun scooternya atau diberikan ke mba Ghina?".
Sejenak dia terdiam..lalu menjawab "ya udah sok dipakai mba Ghina aja" sambil memilih terus berjalan di sebelah saya. Tak lama kami pun sampai di perpustakaan kota Yang sejuk dan nyaman. Disanapun sudah menunggu 3 temannya anak2 Yang juga anak Indonesia, karena pagi tadi saya dan bundanya sempat bertukar cerita Agenda. Serunya baca buku dan menikmati suasana playdate.
Kami memutuskan menyusuri taman kota untuk menuju library. Sampai tetiba Aakif mengeluh "ini kok jalannya ada yg berbatu kerikil miii..ga enak" dg nada suara khas cranky nya dia.
Saya berujar " td siapa yg mau naik scooter?" Sedikit terpicu emosi kl sdh dengar nada suaranya yg itu.
Saya coba tarik nafas dan ingat sesuatu...lalu pasang muka kendor.. "mas itu tadi memang ada batu, tapi lihat nanti di depan jalannya mulus lagi" saya mencoba memberi informasi Jelas dan singkat.
Dia mejawab lagi "iya tapi aku jadinya ga mau pake scooter kalau jalannya enggak Mulus"
Aku coba raih tangannya, dan memberikan alternatif "mau tetap dituntun scooternya atau diberikan ke mba Ghina?".
Sejenak dia terdiam..lalu menjawab "ya udah sok dipakai mba Ghina aja" sambil memilih terus berjalan di sebelah saya. Tak lama kami pun sampai di perpustakaan kota Yang sejuk dan nyaman. Disanapun sudah menunggu 3 temannya anak2 Yang juga anak Indonesia, karena pagi tadi saya dan bundanya sempat bertukar cerita Agenda. Serunya baca buku dan menikmati suasana playdate.
Hmm ternyata poin-poin komunikasi produktif dengan anak berupa menjaga emosi, menjaga adab Yang baik dengan intonasi lebih lembut dan ramah, juga informasi Yang singkat dan jelas selalu efektif untuk menahan bad mood pada anak-anak dimanapun. Satu hal Yang saya mencatat untuk saya sendiri adalah, Mantra Tarik nafas dan kendurkan otot Saat dibutuhkan..kayaknya harus sering latihan otot juga nih saya...:)
#KomunikasikeluargaFatchan
#komunikasi produktif
#Gameslevel1
#day6
#Bundsay4
#IIP
Wednesday, September 12, 2018
Bayangan yg tak berwarna.
Anakku yg ketiga baru saja masuk sekolah dasar 2 hari lalu. Mengharu biru saya mengantarnya ke kelas 1. Sepertinya baru beberapa waktu saya melahirkan dia penuh perjuangan. Sedikit flash back, saat memasuki usia kandungan 39 minggu dokter sudah mengetahui melalui USG ada lilitan tali pusat di tubuh bayi dl kandunganku. Pada saat itu dokter optimistik bahwa saya bisa melahirkan scr notmal. Namun ternyata saat saya sudah merasakan nyeri akan melahirkan, hasil pemeriksaan CTG menunjukkan gawat janin/distress fetal. Meski kuberharap melahirkan ke3 itu kembali berlangsung normal, nyatanya saat itu Kuikhlaskan segala nyeriku s.d bukaan 2 dan kuterima takdirNya menjalani cito operasi caesar.
Aakifku kini telah memasuki dunia baru, dunia sekolah. Banyak persiapan kami lakukan, mulai dari mengajaknya hadir pd open house sekolahnya, membelikan alat2 tulis dan sepatu baru serta mengenalkan "gaya2" anak sekolah. Kamipun mendaftarkan dia pada kursus sebulan persiapan sekolah sambil bermain dan berbahasa Jerman. Saat seminggu sebelum mulai sekolah saya dan suami masih memikirkan tas sekolah untuknya, namun kok ya blm pas harga dan modelnya sampai akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan tas bekas mba fira kakaknya yg untungnya berwarna hijau. Alhamdulillah Aakif menerima dg senang hati, bahkan dijajal dipakai dan terus berulang2 begitu dilakukannya..pun sepulang sekolah. Ya Allah bahagia dan penuh syukur melihatnya..
Sampai pagi ini saya mencoba menanyakan kembali padanya
U: Gimana mas apa tasnya enak dipakai? (sambil menatapnya)
A: ya ya (sambil senyum senyum)
U: hari ini bawaannya berat ga?
A: Agak berat sih..
U: Tapi mas Aakif seneng sama tasnya?
A: Iya seneeng..
U: Iya Ummi berharap mas Aakif jadi anak yang selalu bersyukur ya. (Disini sy menunjukkan apa keinginan saya)
A: iya (sambil angguk angguk dan senyum senyum)
Begitulah kadang pelajaran datang dari anak kita sendiri, kala hati kecil saya masih sedikit risau apakah tidak apa2 kalau dia tidak pakai tas baru..sang anak malah menerima dengan senang dan besar hati.
Barang yang baru atau yang lama bisa memberikan perbedaan "nilai".. namun bila kita pakai barang itu di tubuh kita dan sejenak kita lihat bayangan tubuh kita barang baru atau barang lama akan menghasilkan bayangan tak berwarna. Siapapun dia pemakainya..presiden sekalipun.
#Komunikasi keluargaFatchan
#Gameslevel1
#day5
#Bundsay4
#IIP
Anakku yg ketiga baru saja masuk sekolah dasar 2 hari lalu. Mengharu biru saya mengantarnya ke kelas 1. Sepertinya baru beberapa waktu saya melahirkan dia penuh perjuangan. Sedikit flash back, saat memasuki usia kandungan 39 minggu dokter sudah mengetahui melalui USG ada lilitan tali pusat di tubuh bayi dl kandunganku. Pada saat itu dokter optimistik bahwa saya bisa melahirkan scr notmal. Namun ternyata saat saya sudah merasakan nyeri akan melahirkan, hasil pemeriksaan CTG menunjukkan gawat janin/distress fetal. Meski kuberharap melahirkan ke3 itu kembali berlangsung normal, nyatanya saat itu Kuikhlaskan segala nyeriku s.d bukaan 2 dan kuterima takdirNya menjalani cito operasi caesar.
Aakifku kini telah memasuki dunia baru, dunia sekolah. Banyak persiapan kami lakukan, mulai dari mengajaknya hadir pd open house sekolahnya, membelikan alat2 tulis dan sepatu baru serta mengenalkan "gaya2" anak sekolah. Kamipun mendaftarkan dia pada kursus sebulan persiapan sekolah sambil bermain dan berbahasa Jerman. Saat seminggu sebelum mulai sekolah saya dan suami masih memikirkan tas sekolah untuknya, namun kok ya blm pas harga dan modelnya sampai akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan tas bekas mba fira kakaknya yg untungnya berwarna hijau. Alhamdulillah Aakif menerima dg senang hati, bahkan dijajal dipakai dan terus berulang2 begitu dilakukannya..pun sepulang sekolah. Ya Allah bahagia dan penuh syukur melihatnya..
Sampai pagi ini saya mencoba menanyakan kembali padanya
U: Gimana mas apa tasnya enak dipakai? (sambil menatapnya)
A: ya ya (sambil senyum senyum)
U: hari ini bawaannya berat ga?
A: Agak berat sih..
U: Tapi mas Aakif seneng sama tasnya?
A: Iya seneeng..
U: Iya Ummi berharap mas Aakif jadi anak yang selalu bersyukur ya. (Disini sy menunjukkan apa keinginan saya)
A: iya (sambil angguk angguk dan senyum senyum)
Begitulah kadang pelajaran datang dari anak kita sendiri, kala hati kecil saya masih sedikit risau apakah tidak apa2 kalau dia tidak pakai tas baru..sang anak malah menerima dengan senang dan besar hati.
Barang yang baru atau yang lama bisa memberikan perbedaan "nilai".. namun bila kita pakai barang itu di tubuh kita dan sejenak kita lihat bayangan tubuh kita barang baru atau barang lama akan menghasilkan bayangan tak berwarna. Siapapun dia pemakainya..presiden sekalipun.
#Komunikasi keluargaFatchan
#Gameslevel1
#day5
#Bundsay4
#IIP
Tuesday, September 11, 2018
Penyampaian pemikiran yang manis dan beradab.
Era Millenial membawa dampak pada banyaknya saluran informasi dan komunikasi. Komunikasi digital pun berkembang sangat luas dan beraneka sarana, mulai dari email dan social media lainnya. Tulisan saya kali ini ingin memfokuskan pada bagaimana ide, gagasan ataupun saran tersampaikan kepada penerima pesan secara efektif, menyenangkan, dan memenuhi kaidah adab-adab seorang muslim. Dan satu hal penekanan pada menjaga adab di saluran digital.
Nah kita awali dengan bagaimana unsur dasar penyampaikan buah fikir kita?
Apa Yang Kita sampaikan harus berbasis nalar. Adakah ruang bagi emosi dan perasaan Kita pada Saat penyampaian buah fikir? tentu ada, namun sebagian besarnya tetaplah nalar Kita.
Pemikiran Kita secara substansial bisa jadi benar, namun dengan penyampaian Yang kurang tepat maka bisa jadi pesan tidak tersampaikan. Contoh paling mudah adalah berkomunikasi dengan anak-anak Kita, perintah untuk mendisiplinkan anak merapihkan mainan misalnya, bisa jadi Salah diterima oleh anak manakala Kita sampaikan dengan Mimik dan gesture Yang tidak tepat. Contoh di Dunia Maya, bila seseorang berharap bantuan dari temannya, namun meminta dengan cara bertubi-tubi melalui pesan WhatsApp misalnya, padahal Yang dimintai tolong sedang dalam kondisi repot mengurus anaknya dan tidak sempat membalas, lalu sang peminta tolong seolah menyalahkan kenapa chatnya tidak direspon, hanya akan membuat Yang akan dimintai tolong berfikir ulang..minta tolong kok nyerang.
Saya sendiri memiliki cara tersendiri untuk menyampaikan ide saya di Dunia nyata kepada anak-anak. Saya memulai dengan gambar di buku-buku cerita, lalu membawa kisah itu menjadi nasihat. Bisa jadi di buku itu hanya ada gambar kuda. Namun pengembangan ceritanya adalah kuda itu melahirkan, dan kuda menyayangi anaknya. Kalau kuda saja penyayang maka Kita manusia Yang memiliki akal harusnya seperti apa? Kalau kuda menjilati kulit bayi kuda itu bukan karena jorok, itu karena kuda sayang dan kuda adalah binatang. Daan manusia sangatlah berbeda dengan binatang.
Saya juga sering membuat ilustrasi reflektif dan sama-sama berdiskusi untuk menemukan hikmah dan nilai Yang bisa Kita kembangkan untuk pribadi Kita. Dulu ummi punya pembantu bernama bibi X; beliau mendapat gaji senilai.xx..dan itu hampir senilai dengan sepatu Yang dipajang di etalase toko itu.. kira-kira haruskah Kita membeli sepatu senilai gaji bibi bekerja sebulan?
Ketika sama-sama belajar memasak beras, saya minta menghitung berapa banyak biji beras Yang Kita masak? siapa Yang menanam? siapa Yang menghidupkan dan seterusnya...
Mengapa harus ditekankan juga pada komunikasi digital?
..Berkata-kata langsung ataupun melakukan percakapan di media sosial dengan teman, kerabat, tua muda dan siapapun tetaplah melekat adab dan sopan santun. Ucapan kebencian, merendahkan dan menghina, kasar dan mengolok-olok sudah seharusnya tidak memiliki tempat baik di Dunia nyata maupun di Dunia Maya.
Pengalaman merasakan kondisi kurang nyaman ketika tahu bahwa saya mengajukan pertanyaan di sebuah grup whatsapp, dan tiada orang yang menanggapi itu sesuatu sekali rasanya, maka saya merefleksikan sebuah pertanyaan yang seseorang ajukan kepada sekelompok orang di sebuah kelas, dan tidak ada orang yang memberikan jawaban padanya. So bila ada teman anggota WAG menanyakan sesuatu jangan biarkan pertanyaannya berlalu tanpa jawaban, apalagi anda sudah membacanya dan acuh tak acuh.
Era Millenial membawa dampak pada banyaknya saluran informasi dan komunikasi. Komunikasi digital pun berkembang sangat luas dan beraneka sarana, mulai dari email dan social media lainnya. Tulisan saya kali ini ingin memfokuskan pada bagaimana ide, gagasan ataupun saran tersampaikan kepada penerima pesan secara efektif, menyenangkan, dan memenuhi kaidah adab-adab seorang muslim. Dan satu hal penekanan pada menjaga adab di saluran digital.
Nah kita awali dengan bagaimana unsur dasar penyampaikan buah fikir kita?
Apa Yang Kita sampaikan harus berbasis nalar. Adakah ruang bagi emosi dan perasaan Kita pada Saat penyampaian buah fikir? tentu ada, namun sebagian besarnya tetaplah nalar Kita.
Pemikiran Kita secara substansial bisa jadi benar, namun dengan penyampaian Yang kurang tepat maka bisa jadi pesan tidak tersampaikan. Contoh paling mudah adalah berkomunikasi dengan anak-anak Kita, perintah untuk mendisiplinkan anak merapihkan mainan misalnya, bisa jadi Salah diterima oleh anak manakala Kita sampaikan dengan Mimik dan gesture Yang tidak tepat. Contoh di Dunia Maya, bila seseorang berharap bantuan dari temannya, namun meminta dengan cara bertubi-tubi melalui pesan WhatsApp misalnya, padahal Yang dimintai tolong sedang dalam kondisi repot mengurus anaknya dan tidak sempat membalas, lalu sang peminta tolong seolah menyalahkan kenapa chatnya tidak direspon, hanya akan membuat Yang akan dimintai tolong berfikir ulang..minta tolong kok nyerang.
Saya sendiri memiliki cara tersendiri untuk menyampaikan ide saya di Dunia nyata kepada anak-anak. Saya memulai dengan gambar di buku-buku cerita, lalu membawa kisah itu menjadi nasihat. Bisa jadi di buku itu hanya ada gambar kuda. Namun pengembangan ceritanya adalah kuda itu melahirkan, dan kuda menyayangi anaknya. Kalau kuda saja penyayang maka Kita manusia Yang memiliki akal harusnya seperti apa? Kalau kuda menjilati kulit bayi kuda itu bukan karena jorok, itu karena kuda sayang dan kuda adalah binatang. Daan manusia sangatlah berbeda dengan binatang.
Saya juga sering membuat ilustrasi reflektif dan sama-sama berdiskusi untuk menemukan hikmah dan nilai Yang bisa Kita kembangkan untuk pribadi Kita. Dulu ummi punya pembantu bernama bibi X; beliau mendapat gaji senilai.xx..dan itu hampir senilai dengan sepatu Yang dipajang di etalase toko itu.. kira-kira haruskah Kita membeli sepatu senilai gaji bibi bekerja sebulan?
Ketika sama-sama belajar memasak beras, saya minta menghitung berapa banyak biji beras Yang Kita masak? siapa Yang menanam? siapa Yang menghidupkan dan seterusnya...
Mengapa harus ditekankan juga pada komunikasi digital?
..Berkata-kata langsung ataupun melakukan percakapan di media sosial dengan teman, kerabat, tua muda dan siapapun tetaplah melekat adab dan sopan santun. Ucapan kebencian, merendahkan dan menghina, kasar dan mengolok-olok sudah seharusnya tidak memiliki tempat baik di Dunia nyata maupun di Dunia Maya.
Pengalaman merasakan kondisi kurang nyaman ketika tahu bahwa saya mengajukan pertanyaan di sebuah grup whatsapp, dan tiada orang yang menanggapi itu sesuatu sekali rasanya, maka saya merefleksikan sebuah pertanyaan yang seseorang ajukan kepada sekelompok orang di sebuah kelas, dan tidak ada orang yang memberikan jawaban padanya. So bila ada teman anggota WAG menanyakan sesuatu jangan biarkan pertanyaannya berlalu tanpa jawaban, apalagi anda sudah membacanya dan acuh tak acuh.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Bunda produktif
Ini dia jurnal menelisik passion pekan pertamaku... Gambar Passion Canvas
-
Bismillahirrohmaanirrohiim KINSEY SCALE TEST Sejujurnya Saya baru nih menemukan ada skala tes ini. Saya pun mencoba mengeksplorasinya....
-
Bismillah Pagi hari sebelum kami sholat subuh berjamaah di rumah, saya bercerita tentang Ukasyah sahabat nabi yang hendak meminta pembalasa...
-
Pagi ini topik hangat di rumah kami adalah seputar Graz Marathon. Awal bulan saat menemukan flyer Graz marathon saya menawari anak2 di rumah...