Saturday, September 29, 2018

Extraordinary behaviors

Extraordinary behaviors

Suatu pagi setelah memarkir sepedaku pada tempatnya dan lalu menguncinya, aku bergegas memasuki pintu utama gedung universitas tempatku belajar. Langkahku setengah berlari karena terasa sekali perubahan udara pagi hari ini, pekan lalu masih belasan derajat, pagi ini kulihat subuh tadi 2 derajat celcius. Bersamaan dari arah yang berbeda ada seorang laki-laki yang juga sepertinya menuju pintu utama, karena rasa kedinginanku, maka aku meraih pintu kayu ukuran besar itu lebih dulu, dan sejak tinggal disini beberapa tahun yang lalu, kebiasaan menahan pintu dan membiarkan sampai orang yang telah mendekati pintu yang sama masuk reflek aku lakukan. Laki-laki itu pun mengatakan ucapan terimakasih banyak katanya. Setelah itu kami menaiki beberapa anak tangga untuk mencapai pintu utama kedua yang terbuat dari kaca, seperti tidak mau kalah berbuat baik dia tampak sekuat tenaga meraih pintu kaca lebih dulu dan memberikan pembalasan menahan pintu dan mempersilakan aku lewat. Aku merasakan dia berupaya sangat keras untuk tidak mau keduluan lagi oleh saya untuk membuka pintu, menurut saya ini extra ordinary atau bisa juga dibilang kesungguhan yang optimal untuk memperlakukan orang dengan sebaik-baiknya.

Siang ini lain lagi, teman seruanganku yang bukan native Austria dan berjilbab sepertiku sedang mempersiapkan banyak kertas-kertas kuesioner penelitian. Aku sempat berbincang dengannya tentang banyaknya target rumah sakit dan nursing home tempat penelitian nanti dilaksanakan. Ada seorang native Austria yang kemudian memasuki ruangan kami untuk berbincang dengan temanku berjilbab ini dalam bahasa Jerman. Selesai mengobrol sang native datang lagi membawa piring kecil yang dilengkapi spons cuci piring basah. Aku baru sadar bahwa maksudnya dia adalah membantu temanku yang dengan kertas-kertas kuesionernya berkali-kali menjilat jari ke lidah seperti kita-kita melakukannya bila bekerja dengan penggabungan banyak kertas-kertas. Sangatlah praktis bila tersedia spons basah itu untuknya. Aku melihatnya teman native ini kok ya sensitif sekali, empathi dan penuh usaha untuk membantu walau dengan hal kecil.

Bagian hidupku yang Allah masih berikan ini, rasanya begitu indah dan penuh harap bagiku untuk terus memperbaiki diri dan berbuat secara real bagi orang banyak.

No comments:

Bunda produktif

 Ini dia jurnal menelisik passion pekan pertamaku... Gambar Passion Canvas