Bismillahirrohmaanirrohimm
Tantangan membaca ini tentu bukan hanya membaca buku saja, namun juga membaca semua yang kita lalui. Situasi saat membaca bersama sang buah hati akan menstimulasi kerja ibu ke depan. Manakala ia sungguh2 membuka mata dan telinganya..diujungnya akan ia temukan Sang Pencipta. Saya sendiri merasakan bahwa Sabiq adalah anak yang sempurna Ia titipkan pada saya, bagaimana dia mampu mendengar, merespon, menggunakan panca inderanya bersama-sama membaca..ya Allah nikmat mana lagi yang aku dustakan?
Sabiq hari ini membaca lembaran-lembaran selanjutnya dari buku Meine allererste, kisah beruang yang berbagi dengan temannya, mewarnai bersama, makan strawberry bersama sampai panen wortel di kebun bersama. Bumbu-bumbu suasana perasaan yang umum, seperti ada teman yang sedih, teman yang bahagia, dan memberi kejutan tampak dibuku ini. Oh ya saya jadi terinspirasi bahwa saya juga menajamkan perasaan itu semua pada Sabiq.
Saya masih melanjutkan membaca buku Hafalan sholat Delisa dan membaca 2 jurnal : 1) Life situations and the care burden for stroke patients and their informal caregivers in a prospective cohort study dan 2) Patient-Centered Research into Outcomes Stroke Patients Prefer and Effectiveness Research: Implementing the patient-driven Research paradigm to aid decision making in stroke care.
Bacaan sholat Delisa sangat mengaduk-aduk perasaan saya, teringat dengan sekian banyak korban tsunami, namun juga membawa saya membayangkan seorang Delisa yang tersangkut di semak-semak. Allah berikan kesempatan hidup namun harus rela kakinya diamputasi. Setelahnya saya juga dibawa ke suasana pertemuan Delisa dengan abinya yang terbang langsung dari Kanada setelah mendapat kabar tsunami. Seorang abi yang entah bagaimana perasaannya setelah mendarat di kampungnya mendapat kabar bahwa putrike2 dan ke 3 nya telah dimakamkan setelah ditemukan tak selamat dalam keadaan berpelukan. Saat pertemuannya dengan bungsunya Delisa, dia pun akhirnya tahu, bahwa tentara Amerika yang menemukan Delisa kini telah memeluk Islam setelah melihat cahaya di saat Delisa ditemukannya bernyawa di sekitar nyawa-nyawa yang telah membusuk.
Dari jurnal Yang pertama saya mendapat insight bahwa di Swedia, pasien stroke laki-laki memang memerlukan perawatan lebih daripada pasien stroke perempuan. Umumnya beban anggota keluarga Yang merawat adalah karena Status fisik pasien stroke Yang lemah dan mengalami disabilitas dan gangguan kognitif akibat stroke. Dalam setahun pasca serangan stroke kebutuhan perawatan dan Support dari sosial dan layanan kesehatan masih sama tinngginya. Training Yang berkesinambungan bagi keluarga dan pasien dari rumah sakit ataupun layanan kesehatan lain sangatlah membantu pasien dan keluarganya. Dari jurnal Yang kedua saya mendapatkan pencerahan bahwa pasien sebagai subyek inti Yang memiliki keunikan dan kondisi Yang spesifik sangat perlu dilibatkan dalam riset. Mereka bahkan bisa membuat "cerita stroke-ku" sendiri. Pendekatan ini sudah diimplementasikan di Amerika...pasien sangat dilibatkan menentukan dalam pengambilan keputusan bagi kesehatnnya. Bagaimanapun ternyata pasien stroke di Amerika sekalipun ingin tinggal bersama keluarganya di rumah. Walau secara umum tampaknya sama, bahwa semua pasien stroke di Dunia berharap tidak mengalami stroke berulang dan tidak mengalami komplikasi. Hmm tampaknya peneliti jurnal Yang kedua ini memang tepat sekali mengeksplorasi Patient Engagement dalam shared decision making, karena mereka memilih hanya penderita ischemic stroke atau stroke Yang disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah, dan bukan stroke karena perdarahan atau pecah pembuluh darah otak.
Semua kegiatan membaca, membuat Review dan menarik makna dari hasil membaca sangat mengesankan saya sebagai diri sendiri dan ibu. Bagaimanapun di berbagai keterbatasan waktu dan ruang, seorang ibu Yang membacakan untuk anaknya akan dikenang suatu Saat oleh anaknya melebihi kenangan terindah apapun. Kekayaan ilmu dari membacapun akan melebihi kekayaan memiliki kristal atau berlian sekalipun. Seperti Quote dari Strickland Gillian berikut:
Semua kegiatan membaca, membuat Review dan menarik makna dari hasil membaca sangat mengesankan saya sebagai diri sendiri dan ibu. Bagaimanapun di berbagai keterbatasan waktu dan ruang, seorang ibu Yang membacakan untuk anaknya akan dikenang suatu Saat oleh anaknya melebihi kenangan terindah apapun. Kekayaan ilmu dari membacapun akan melebihi kekayaan memiliki kristal atau berlian sekalipun. Seperti Quote dari Strickland Gillian berikut:
You may have
tangible wealth untold; caskets of jewels and coffers of gold. Richer than I
you can never be. I had a mother who read to me.
#Tantangan10hari
#GameLevel5
#MenstimulasiAnakSukaMembaca
#kuliahBunSayIIP
#Hari 8
No comments:
Post a Comment