Kemarin bersama suami ngobrol-ngobrol ringan tentang kesukaan membaca, prosedur perpustakaan di Graz dan manajemen peningkatan mutu membaca keluarga kita. Ini awalnya karena pekan lalu, sebelum ada games menstimulasi anak suka membaca Bunsay ini, kami menemukan fakta terhadap kemampuan membuat summary dari hasil membaca. Meski kesukaan membaca sudah sangat bagus, stimulasi dari kami untuk menulis masih berjalan lamban. Kami sepakat ada tahapan mendampingi anak-anak menceritakan ulang Yang sudah sering kami lakukan, juga ada tahapan memeras cerita menjadi summary Yang singkat pada anak-anak kami. Ternyata ini menjadi tantangan tersendiri. Yang kami lakukan adalah secara simultan meminta mereka menceritakan ulang dan membantu menarik benang merah yang singkat dan paling bermanfaat bagi kehidupan kita. ya... membaca sudah seharusnya menambah memory dan pengingat bagi hidup kita yang berarti memberikan nilai bermanfaat bagi kehidupan kita.
Sabiq di hari ke7 ini masih melanjutkan membaca buku meine allererste. Kami bersenang senang dengan cerita beruang lagi. Kali ini beruang Bunt mendapat hadiah dari teman-temannya dan juga mengadakan pesta kecil makan cakes. Sabiq memperhatikan saya bercerita dan ikut memperagakan bagaimana makan cakes..."nyam nyam" katanya...Setelah dari buku yang pertama dulu saya perkenalkan tentang makan dan bila lapar sabiq perlu makan, dia jadi lancar banget bilang kata-kata maem maem dan nyam nyam. Di Halaman buku ini selanjutnya bercerita tentang Bunt yang menghibur temannya yang sedih dengan mengajak bermain balon sabun. Disini kami berdua juga memperagakan gerakan mulut meniup balon sabun...Sabiq juga bisa menirukannya, ini pertama kalinya sabiq bisa secara cepat mengikuti gerakan mulut meniup...masya Allah Sabiq.
Saya masih melanjutkan membaca buku Hafalan sholat Delisa, TERNYATA semakin jauh saya membaca buku ini, saya semakin dibawa ke kejadian Tsunami Aceh tahun 2004 silam, Tere Liye mengemasnya menjadi suasana menggetarkan jiwa dimana hari Delisa menyetorkan hafalan sholatnya di depan bu Nur inilah saat terjadinya gempa dan tsunami di Lok Nga. Pilu dan takjub bagaimana seorang anak kecil yang kemudian menjadi korban tsunami disaat dia khusyu sholat, yang awalnya dia mengharap kalung sebagai hadiah, akhirnya begitu sungguh-sungguh melanjutkan bacaan sholatnya saat gempa mulai dia rasakan. Buku ini semakin menarik bagi saya, karena mengangkat peristiwa alam yang sangat dahsyat. Dua bagian yang saya baca semalam juga bercerita bagaimana sebuah keluarga profesor di Finlandia yang setelah perayaan natalnya terhenyak dengan berita di CNN dan berakhir dengan kehilangan kontak dengan sang profesor antropologi itu. Juga bagaimana media Amerika bereaksi pada bencana di Aceh, sumatra utara dan sekitarnya. Sampai disini kisah Delisa mengembalikan ingatan saya bahwa Allah pernah menguji umat manusia ini dengan ujian Yang sangat dahsyat, dan hanya orang-orang Yang berfikir Yang akan mengambil himah dari segala kejadian.
Akhirnya saya berkata pada diri sendiri bahwa menyadari manfaat membaca untuk mengasah memori adalah cara untuk jatuh cinta pada membaca..terus dan terus jatuh cinta.
Sabiq di hari ke7 ini masih melanjutkan membaca buku meine allererste. Kami bersenang senang dengan cerita beruang lagi. Kali ini beruang Bunt mendapat hadiah dari teman-temannya dan juga mengadakan pesta kecil makan cakes. Sabiq memperhatikan saya bercerita dan ikut memperagakan bagaimana makan cakes..."nyam nyam" katanya...Setelah dari buku yang pertama dulu saya perkenalkan tentang makan dan bila lapar sabiq perlu makan, dia jadi lancar banget bilang kata-kata maem maem dan nyam nyam. Di Halaman buku ini selanjutnya bercerita tentang Bunt yang menghibur temannya yang sedih dengan mengajak bermain balon sabun. Disini kami berdua juga memperagakan gerakan mulut meniup balon sabun...Sabiq juga bisa menirukannya, ini pertama kalinya sabiq bisa secara cepat mengikuti gerakan mulut meniup...masya Allah Sabiq.
Saya masih melanjutkan membaca buku Hafalan sholat Delisa, TERNYATA semakin jauh saya membaca buku ini, saya semakin dibawa ke kejadian Tsunami Aceh tahun 2004 silam, Tere Liye mengemasnya menjadi suasana menggetarkan jiwa dimana hari Delisa menyetorkan hafalan sholatnya di depan bu Nur inilah saat terjadinya gempa dan tsunami di Lok Nga. Pilu dan takjub bagaimana seorang anak kecil yang kemudian menjadi korban tsunami disaat dia khusyu sholat, yang awalnya dia mengharap kalung sebagai hadiah, akhirnya begitu sungguh-sungguh melanjutkan bacaan sholatnya saat gempa mulai dia rasakan. Buku ini semakin menarik bagi saya, karena mengangkat peristiwa alam yang sangat dahsyat. Dua bagian yang saya baca semalam juga bercerita bagaimana sebuah keluarga profesor di Finlandia yang setelah perayaan natalnya terhenyak dengan berita di CNN dan berakhir dengan kehilangan kontak dengan sang profesor antropologi itu. Juga bagaimana media Amerika bereaksi pada bencana di Aceh, sumatra utara dan sekitarnya. Sampai disini kisah Delisa mengembalikan ingatan saya bahwa Allah pernah menguji umat manusia ini dengan ujian Yang sangat dahsyat, dan hanya orang-orang Yang berfikir Yang akan mengambil himah dari segala kejadian.
Akhirnya saya berkata pada diri sendiri bahwa menyadari manfaat membaca untuk mengasah memori adalah cara untuk jatuh cinta pada membaca..terus dan terus jatuh cinta.
#Tantangan10hari
#GameLevel5
#MenstimulasiAnakSukaMembaca
#kuliahBunSayIIP
#Hari 7
No comments:
Post a Comment