Bismillahirrohmaanirrohiim
Kasih Ibu kepada Beta..tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali...
....Sebuah penggalan lirik lagu berjudul "KASIH IBU" karya S.M. Mohtar, mengingatkan kita para ibu untuk terus memberi, memberi apa yang bisa kita beri tanpa sedikitpun ekspektasi mendapat kembalian.
Di pekan ke 5 ini program ibu cekatan memasuki latihan dan skill memberi sesuatu yang bukan master topicnya kita sendiri. Tapi namanya kehidupan, bisa jadi topik itu pernah kita alami dan pelajari namun kita tidak terlalu suka, dan yakinlah kemungkinan besar ada teman kita yang justru sedang "haus" topik tersebut. So why not berbagi yang "bukan gue banget".
Saya sendiri berlatih membagi pengalaman dan pengetahuan topik di luar topik utama saya, diantaranya tentang belajar bahasa, ilmu Web dan SEO serta ilmu sustainable living. Ketiga topik tersebut saya sajikan sederhana dengan keberanian yang saya kumpulkan beberapa hari ini...:)
cuplikan conversation saya dan ulat pejuang lainnya saya rangkumkan disini :
untuk yang sedang mencermati topik sustainable living saya hantarkan cerita ini:
Kami saat ini tinggal di kota Graz, Austria kota yg berjarak 150 KM dr ibukota Vienna.
So far yg menarik adalah perencanaan pembangunan untuk wilayah adl prioritas untuk memanfaatkan sumber daya air. Disini air kran bisa diminum dan di sudut kota tidak ada got terbuka karena air kotor dari rumah tangga dikelola dari awal dengan pembangunan kanal di bawah jalan dan model filterisasi air kotor tersebut sangat baik. Daan untuk pemeliharaan lingkungan, prinsip 7R terus dikampanyekan, berikut saya lampirkan flyer yang disiapkan oleh pemda kota versi tahun 2017. Saya juga hadiahkan kebuah ebook yang berisi program 7Rs.
Untuk yang sedang sungguh-sungguh menekuni bidang bahasa asing, saya kirimi ini:
Pingin share pengalaman belajar b.German mandiri tanpa beban dan ketawa ketiwi bareng anak2.
Jadi sy belajar read aloud (sambil mangku si toddler) buku berbahasa German yg ceritanya ringan dan lucu "Manuel und Didi", Authornya Erwin Moser.
Anak2 yg sudah ngerti dan mulai berbahasa German dalam kehidupan sehari2 mendengar dan spontan memberi feedback bila saya salah dalam pronounciation.
Barangkali mba bisa mencoba saat bersama anak2 TPA yg sdh bisa kasih feedback.
Berdasarkan pengalaman saya, si toddler happy dan menyimak, saya belajar pelan2 dan mengajarkan kakak2nya berbagi memperbaiki ibunya yg tertinggal bahasa Germannya, serta fun bareng2.
Untuk seseorang yang sedang belajar keras WEB dan SEO saya meneteskan sedikit embun yang saya awalnya cukup ragu akan bermanfaatkah? Alhamdulillah hati kecil saya menguatkan saya dengan niat awal berbagi ini apa.
Sy sendiri suka bikin tugas2 matrik dan bundsay di blog saya, tapi jujur masih enggak peduli dengan isu SEO dari blog saya tersebut, mungkin lebih tepatnya belum merasa jadi prioritas. Tapi di sisi yang lain saya sering banget nemu “Best Practice SEO tips” kala saya menyiapkan submission paper di jurnal International. So rupanya SEO ini jadi concern di semua media termasuk yang scientific based. Dari tips2 yang ada biasanya keywords termasuk yang paling atas disarankan untuk benar2 disiapkan oleh penulis paper, daan khususnya bidang nursing dan health sciences (bidang saya) ada yang namanya Mesh term (Medical Subject Headings) yang setiap tahunnya diupdate untuk memberikan index dan katalog terbaru untuk bidang kedokteran dan kesehatan. So keyword dan abstract yang kita tuliskan harus memuat Mesh term kalau mau artikelnya nanti mudah ditemukan audience pembacanya. itu saja mungkin mba sedikit yg ingin sy bagi, smg berkenan.
Dari rangkaian menyiapkan dan akhirnya mengirimkan sharing saya, over all saya kok ternyata bahagia..Ada pula yang memberi hadiah balik untuk saya berupa kisahnya menyusun rencana konkrit di bidangnya dan sedang diusahakan mendapatkan support dari instansi terkait...ahh indah sekalii. Tidak salah diantara SEO tips yang saya baca selalu ada pesan buat sebanyak banyaknya link dan jangan lupa lakukan sebaliknya untuk memanfaatkan link yang diberi oleh teman kita. Alhamdulillah. Semoga Allah berikan selalu jalan petunjuk yang baik untuk kami semua pencari ilmu. Aamiin.
Bagian akhir jurnal ke6 di tahap ulat-ulat ini, saya ingin menguatkan khususnya diri saya pribadi ataupun bilakah ada yang singgah membaca tulisan ini, bahwa pemberian sekecil apapun dari orang lain harus disyukuri. Saya bertanya-tanya pada hati saya, bagaimana mungkin ketiga teman yang saya kirimi pesan (bahkan 2 orang diantaranya saya temui di hutan yang saya belum pernah tatapi wajahnya), mereka membalas dengan perkenan mereka? padahal mungkin saja pesan yang saya kirim sudah mereka kuasai karena itu adalah makanan utama mereka saat ini. Sungguh mereka bertiga adalah orang baik dan memiliki rasa syukur yang tinggi, masya Allah. Namun, tampaknya saya belum sebaik Rosululloh, yang suatu hari pernah memberi sebiji kurma dan ditolak oleh seorang pengemis, Beliau Sallallohu Alaihissalam tidak berputus asa, beliau mencoba lagi memberikan sebiji kurma tersebut kepada pengemis lain, dan pengemis kedua ini menerima dengan rasa syukur dan terimakasih yang tulus pada Manusia mulia pilihan itu. Daan rosul memberikan tambahan 40 dirham pada pengemis yang tinggi rasa syukurnya ini. Kisah ini tercantum di pembahasan tentang syukur ditafsirkan oleh Ibnu Katsir.
Lalu saya? saat teman saya menerima dengan hangat secuil setetes embun yang mungkin merekapun miliki lebih banyak. Apa daya saya hanya bisa berikan ucapan terimakasih yang sangat tak terhingga atas perkenan mereka. Dan doa saya semoga Allah kumpulkan kita dalam cinta ilmu dan derajat ilmu yang terbaik di sisi Allah. Semoga pula Allah jadikan kita ibu, wanita dan muslimah yang tiada lelah memberi. Karena sejatinya memberi adalah membahagiakan diri kita sendiri. Aamiin.
Tuesday, February 25, 2020
Tuesday, February 18, 2020
Stase 5...saatnya camping
Bismillahirrohmaanirrohiim
Tak terasa proses mencari makanan bagi ulat ulat sudah memasuki pekan ke-5. Hamparan luas ini tampaknya menarik untuk disinggahi dengan rileks dengan sekedar bersosialisasi, berbincang dengan para pencari makanan lainnya. Para pencari makanan di grup kami ini dikenal dengan karakter ulat-ulat yang lahir dari telur-telur. Saat mereka masih berupa telur mereka memetakan sumber aktivitas yang membahagiakan, dan saat mereka telah tahu apa yang mereka inginkan untuk bisa bahagia, mereka menjadi ulat yang telah memiliki mindmap project aktivitas belajar mereka.
Di kesempatan bersosialisaasi ini, Lima ulat telah bercerita dan saya pun bercerita pada mereka tentang perjalanan kami. Hasilnya sebagai berikut:
Dari dialog virtual yang saya lakukan, saya seperti melihat binar mata dan kesungguhan untuk menyelami ilmu yang dibutuhkan. Masya Allah tabarokalloh pejuang..saya mencintai kalian pengembara ilmu❤❤❤.
Di grafik yang saya tampilkan, Kedua ulat yang bercerita tentang kegemarannya melingkar di keluarga literasi adalah kenyamanan pada pembahasan dan kecocokan dengan mindmap. Salah satu dari dua orang ini dengan sangat tidak sengaja, menghubungkan kembali dengan teman lama saya di Berlin. Kisah nyata yang unik dan lucu. Ulat L berlatih membuat resensi buku dan dibagikan di grup. Saya membaca resensi buku tersebut yang ternyata penulisnya adalah teman saya yang tinggal di Berlin.
Sedangkan ulat L tak mengenal sama sekali penulis asal Indonesia yang inspiratif ini. Singkat kata saya menyampaikan resensi yg ulat L buat dan saya malah dapat tawaran buku gratis dari teteh penulis. Masya Allah..banyak ibroh yang saya petik dari sini, sungguh rezeki dan silaturahim dengan xara apapun sungguh dekat.
Teteh penulis di Jerman senang, ulat L sebagai fans beratnya juga sangat bahagia.
Tak terasa proses mencari makanan bagi ulat ulat sudah memasuki pekan ke-5. Hamparan luas ini tampaknya menarik untuk disinggahi dengan rileks dengan sekedar bersosialisasi, berbincang dengan para pencari makanan lainnya. Para pencari makanan di grup kami ini dikenal dengan karakter ulat-ulat yang lahir dari telur-telur. Saat mereka masih berupa telur mereka memetakan sumber aktivitas yang membahagiakan, dan saat mereka telah tahu apa yang mereka inginkan untuk bisa bahagia, mereka menjadi ulat yang telah memiliki mindmap project aktivitas belajar mereka.
Di kesempatan bersosialisaasi ini, Lima ulat telah bercerita dan saya pun bercerita pada mereka tentang perjalanan kami. Hasilnya sebagai berikut:
Dari dialog virtual yang saya lakukan, saya seperti melihat binar mata dan kesungguhan untuk menyelami ilmu yang dibutuhkan. Masya Allah tabarokalloh pejuang..saya mencintai kalian pengembara ilmu❤❤❤.
Di grafik yang saya tampilkan, Kedua ulat yang bercerita tentang kegemarannya melingkar di keluarga literasi adalah kenyamanan pada pembahasan dan kecocokan dengan mindmap. Salah satu dari dua orang ini dengan sangat tidak sengaja, menghubungkan kembali dengan teman lama saya di Berlin. Kisah nyata yang unik dan lucu. Ulat L berlatih membuat resensi buku dan dibagikan di grup. Saya membaca resensi buku tersebut yang ternyata penulisnya adalah teman saya yang tinggal di Berlin.
Sedangkan ulat L tak mengenal sama sekali penulis asal Indonesia yang inspiratif ini. Singkat kata saya menyampaikan resensi yg ulat L buat dan saya malah dapat tawaran buku gratis dari teteh penulis. Masya Allah..banyak ibroh yang saya petik dari sini, sungguh rezeki dan silaturahim dengan xara apapun sungguh dekat.
Teteh penulis di Jerman senang, ulat L sebagai fans beratnya juga sangat bahagia.
Tuesday, February 11, 2020
Gaya hidup Frugal ala keluarga kami
Bismillahirrohmaanirrohiim
"Kalau kamu bukan anak raja atau anak ulama, jadilah Seorang penulis"(imam alGhazali).
Suatu pagi saat memulai menulis, di sebelah saya duduk menemani mas Aa. Saat menulis kalimat pertama seperti ini: Apa yang dimaksud dengan gaya hidup frugal?? Aa pun ikut membaca apa yang saya tuliskan dan bertanya Frugal itu apa mi?...ternyata kalimat tanya pembuka ini menarik hatinya. Semoga demikian pula dengan pembaca yang lain yang ingin mengetahui lebih lanjut apa hidup frugal dan bagaimana aplikasinya.
Frugal menurut Merriam Webster berarti gaya hidup dengan sangat bijaksana dan hemat dalam membelanjakan uang atau bisa pula diartikan pola hidup yang simpel.
Menurut keluarga kami, hidup frugal membuat kami nyaman, tenang dan jauh dari stress akibat masalah finansial. Gaya hidup ini sejalan dengan nilai keluarga kami yaitu sekuat tenaga menghindari hutang dan riba. Rizki berupa kesempatan belajar dengan beasiswa pembiayaan pemerintah Indonesia di salah satu negeri di sekitar pegunungan Alpen saat ini menyebabkan kami semakin dekat dengan gaya frugal ini. Sekilas tentang tempat tinggal kami saat ini, sebuah kota bernama Graz yang merupakan kota terbesar kedua di Austria. Kota dengan empat musim, dikelilingi pegunungan alpen dengan luas wilayah 127 KM serta berpenduduk 350 ribu orang. Sebagai pembanding dengan salah satu kota di Indonesia, Bekasi, kota tempat tinggal uti dan kakeknya anak-anak, yang memiliki luas 210 KM, namun berpenduduk 2,9 juta penduduk.
Kembali ke topik utama, bagaimanakah aplikasi gaya hidup frugal di tengah-tengah standard hidup tinggi di salah satu negara di benua Eropa ini? Beginilah beberapa hal yang kami lakukan. Pertama, membuat peta keuangan dan batas-batas pengeluaran yang memungkinkan. Kedua, memilih tempat tinggal yang nyaman, sehat, tidak jauh dari pusat kota dan kampus namun murah. Trik khusus untuk kriteria tempat tinggal seperti tersebut adalah apartemen yang berada di lantai paling atas atau apartemen yang berada di lantai paling bawah. Kedua jenis apartemen seperti itu biasanya ramah kantong. Ketiga, membeli pakaian benar-benar sesuai kebutuhan dan berbelanja saat toko-toko memberikan potongan harga besar-besaran di akhir atau di awal musim. Keempat, berbelanja kebutuhan makan dan minum secukupnya dan memprioritaskan efek pada kesehatan, bukan keinginan lidah semata tanpa menumpuk makanan berlebihan. Bahkan, setiap akhir pekan, supermarket memberikan discount yang sangat menggiurkan untuk banyak kategori bahan makanan khususnya roti, sayur dan buah. Hal itu dikarenakan seluruh supermarket tutup lebih awal pada hari sabtu, dan tidak berjualan sama sekali pada hari minggu. Saya juga sering sekali memanfaatkan kupon potongan harga saat berbelanja. Kelima, memperhatikan kebutuhan rekreasi yang mempertahankan kesehatan mental namun terjangkau oleh budget keluarga. Cara paling efektifnya adalah, menjelajahi taman-taman kota yang jumlah dan karakteristiknya memiliki keunikan masing-masing, akrab dengan perpustakaan kota dan perpustakaan mainan, dan mengambil manfaat dari museum, non government association atau berbagai komunitas yang sering menyuguhkan acara menarik dan bermanfaat.
Ada lagikah gaya hidup frugal lainnya yang kami terapkan? Hmmm...Dari musim dingin yang menusuk kami belajar juga bahwa hidup di musim ini kami tidak memerlukan kulkas, cukup letakkan makanan di ruang antara jendela luar dan jendela dalam, hasilnya nyess kayak es. Efeknya adalah 3 bulan menghemat listrik. Oh ya satu lagi, berharganya sinar matahari musim panas menyebabkan kami sangat menghargai dengan sedikit menanam tanaman hias untuk menghijaukan sudut apartemen, atau sekedar memanfaatkan tunas pohon daun bawang kami bisa menuai hasilnya menjadi campuran telur dadar beberapa hari kemudian.
Eh tapiii...frugal itu suka piknik atau jalan-jalan juga kah? sesekali iya doong, saat musim panas paling sering kumpul-kumpul dengan teman Indonesia atau warga native di sini untuk menikmati makan bersama di taman atau di apartemen, ini menjadi ajang saling bertukar karya memasak. Kalau jalan-jalan keluar Austria, paling enak naik kereta, bisa membangun kebersamaan yang sesungguhnya, senang dan gembira sambil menikmati peradaban lain di kota-kota lain. Pernah juga sengaja mengambil penerbangan ke Paris dari Milan, yang tiba di Paris pas tengah malam, kami syukuri saja menginap 5 jam di airport, untuk paginya langsung menikmati pemandangan menara Eiffel. Kenapa kok begitu? penerbangan malam hari yang sampai di Paris tengah malam ini cukup murah dibandingkan penerbangan jam lainnya, menginap 5 jam di airport bukan masalah di airport di Eropa, malah mengirit penginapan. Pada akhirnya saya simpulkan bahwa frugal itu simpel dan seru. Aplikasi menggunakan kupon saat berbelanja, berusaha menanam buah dan sayur terinspirasi daru petunjuk hidup frugal dari sini: https://www.nerdwallet.com/blog/finance/frugal-living-guide/.
Beginilah sharing sekaligus latihan menulis saya pekan ini. Bonusnya yang duduk di sebelah saya ikut mencicipi kosakata baru "frugal". Alhamdulillah. Inspirasi kegigihan dan kemauan berlatih saya dapat dari keluarga literasi kelas bunda cekatan. Semoga bermanfaat khususnya untuk saya sendiri dan keluarga.
"Kalau kamu bukan anak raja atau anak ulama, jadilah Seorang penulis"(imam alGhazali).
Suatu pagi saat memulai menulis, di sebelah saya duduk menemani mas Aa. Saat menulis kalimat pertama seperti ini: Apa yang dimaksud dengan gaya hidup frugal?? Aa pun ikut membaca apa yang saya tuliskan dan bertanya Frugal itu apa mi?...ternyata kalimat tanya pembuka ini menarik hatinya. Semoga demikian pula dengan pembaca yang lain yang ingin mengetahui lebih lanjut apa hidup frugal dan bagaimana aplikasinya.
Frugal menurut Merriam Webster berarti gaya hidup dengan sangat bijaksana dan hemat dalam membelanjakan uang atau bisa pula diartikan pola hidup yang simpel.
Menurut keluarga kami, hidup frugal membuat kami nyaman, tenang dan jauh dari stress akibat masalah finansial. Gaya hidup ini sejalan dengan nilai keluarga kami yaitu sekuat tenaga menghindari hutang dan riba. Rizki berupa kesempatan belajar dengan beasiswa pembiayaan pemerintah Indonesia di salah satu negeri di sekitar pegunungan Alpen saat ini menyebabkan kami semakin dekat dengan gaya frugal ini. Sekilas tentang tempat tinggal kami saat ini, sebuah kota bernama Graz yang merupakan kota terbesar kedua di Austria. Kota dengan empat musim, dikelilingi pegunungan alpen dengan luas wilayah 127 KM serta berpenduduk 350 ribu orang. Sebagai pembanding dengan salah satu kota di Indonesia, Bekasi, kota tempat tinggal uti dan kakeknya anak-anak, yang memiliki luas 210 KM, namun berpenduduk 2,9 juta penduduk.
Kembali ke topik utama, bagaimanakah aplikasi gaya hidup frugal di tengah-tengah standard hidup tinggi di salah satu negara di benua Eropa ini? Beginilah beberapa hal yang kami lakukan. Pertama, membuat peta keuangan dan batas-batas pengeluaran yang memungkinkan. Kedua, memilih tempat tinggal yang nyaman, sehat, tidak jauh dari pusat kota dan kampus namun murah. Trik khusus untuk kriteria tempat tinggal seperti tersebut adalah apartemen yang berada di lantai paling atas atau apartemen yang berada di lantai paling bawah. Kedua jenis apartemen seperti itu biasanya ramah kantong. Ketiga, membeli pakaian benar-benar sesuai kebutuhan dan berbelanja saat toko-toko memberikan potongan harga besar-besaran di akhir atau di awal musim. Keempat, berbelanja kebutuhan makan dan minum secukupnya dan memprioritaskan efek pada kesehatan, bukan keinginan lidah semata tanpa menumpuk makanan berlebihan. Bahkan, setiap akhir pekan, supermarket memberikan discount yang sangat menggiurkan untuk banyak kategori bahan makanan khususnya roti, sayur dan buah. Hal itu dikarenakan seluruh supermarket tutup lebih awal pada hari sabtu, dan tidak berjualan sama sekali pada hari minggu. Saya juga sering sekali memanfaatkan kupon potongan harga saat berbelanja. Kelima, memperhatikan kebutuhan rekreasi yang mempertahankan kesehatan mental namun terjangkau oleh budget keluarga. Cara paling efektifnya adalah, menjelajahi taman-taman kota yang jumlah dan karakteristiknya memiliki keunikan masing-masing, akrab dengan perpustakaan kota dan perpustakaan mainan, dan mengambil manfaat dari museum, non government association atau berbagai komunitas yang sering menyuguhkan acara menarik dan bermanfaat.
Ada lagikah gaya hidup frugal lainnya yang kami terapkan? Hmmm...Dari musim dingin yang menusuk kami belajar juga bahwa hidup di musim ini kami tidak memerlukan kulkas, cukup letakkan makanan di ruang antara jendela luar dan jendela dalam, hasilnya nyess kayak es. Efeknya adalah 3 bulan menghemat listrik. Oh ya satu lagi, berharganya sinar matahari musim panas menyebabkan kami sangat menghargai dengan sedikit menanam tanaman hias untuk menghijaukan sudut apartemen, atau sekedar memanfaatkan tunas pohon daun bawang kami bisa menuai hasilnya menjadi campuran telur dadar beberapa hari kemudian.
Eh tapiii...frugal itu suka piknik atau jalan-jalan juga kah? sesekali iya doong, saat musim panas paling sering kumpul-kumpul dengan teman Indonesia atau warga native di sini untuk menikmati makan bersama di taman atau di apartemen, ini menjadi ajang saling bertukar karya memasak. Kalau jalan-jalan keluar Austria, paling enak naik kereta, bisa membangun kebersamaan yang sesungguhnya, senang dan gembira sambil menikmati peradaban lain di kota-kota lain. Pernah juga sengaja mengambil penerbangan ke Paris dari Milan, yang tiba di Paris pas tengah malam, kami syukuri saja menginap 5 jam di airport, untuk paginya langsung menikmati pemandangan menara Eiffel. Kenapa kok begitu? penerbangan malam hari yang sampai di Paris tengah malam ini cukup murah dibandingkan penerbangan jam lainnya, menginap 5 jam di airport bukan masalah di airport di Eropa, malah mengirit penginapan. Pada akhirnya saya simpulkan bahwa frugal itu simpel dan seru. Aplikasi menggunakan kupon saat berbelanja, berusaha menanam buah dan sayur terinspirasi daru petunjuk hidup frugal dari sini: https://www.nerdwallet.com/blog/finance/frugal-living-guide/.
Beginilah sharing sekaligus latihan menulis saya pekan ini. Bonusnya yang duduk di sebelah saya ikut mencicipi kosakata baru "frugal". Alhamdulillah. Inspirasi kegigihan dan kemauan berlatih saya dapat dari keluarga literasi kelas bunda cekatan. Semoga bermanfaat khususnya untuk saya sendiri dan keluarga.
Tuesday, February 4, 2020
Dari mana asalnya ide menulisku???
Bismillahirrohmaanirrohiim
"Ide menulis akan datang saat kamu menuliskannya".
Seperti quote saya diatas, tulisan jurnal ini saya mulai. Saat ini yang terlintas di fikiran saya adalah bertambahnya grup di whatsapp saya. Saya jadi ingat tulisan seorang native Australia yang memaparkan fakta hidup di Indonesia, menurutnya saat kamu berinteraksi dengan orang Indonesia, maka bersiaplah dengan keributan whatsapp grup yang kalian miliki. Sebuah fakta yang menarik memang...
Grup WA yg baru ini adalah grup keluarga pemakan ilmu pengetahuan tentang literasi. Berbagai background member tampak di sini. Dari guru TK, Kepala Sekolah, pengelola Taman Belajar sampai dengan pengelola perpustakaan pribadi.
Ketertarikan pada literasi pun secara spesifik tampak beraneka ragam, ada yang ingin lebih fasih read aloud, membuat karya jon fiksi, membuat jurnal dan banyak lagi. Semua sangat antusias dan tampak memiliki strong why nya masing-masing.
Saya pun bahagia di grup baru ini, seperti menemukan makanan sehat bergizi tentang teknik membaca efektif, sumbernya dari sebuah channel Indonesia Menulis.
Saya mulai dengan mereview artikel tentang membaca efektif tersebut. Saya lanjutkan dengan menyisir lagi materi2 di channel Indonesia menulis ini..hmmm sebuah grup yg cukup besar jg nih rupanya dengan member 11.8 ribu orang. Materi dan informasinya sudah mulai aktif pada tahun 2018 silam. Woow...tak ada kata terlambat untuk bergabung dan menuai kebaikan dari sini.
"Ide menulis akan datang saat kamu menuliskannya".
Seperti quote saya diatas, tulisan jurnal ini saya mulai. Saat ini yang terlintas di fikiran saya adalah bertambahnya grup di whatsapp saya. Saya jadi ingat tulisan seorang native Australia yang memaparkan fakta hidup di Indonesia, menurutnya saat kamu berinteraksi dengan orang Indonesia, maka bersiaplah dengan keributan whatsapp grup yang kalian miliki. Sebuah fakta yang menarik memang...
Grup WA yg baru ini adalah grup keluarga pemakan ilmu pengetahuan tentang literasi. Berbagai background member tampak di sini. Dari guru TK, Kepala Sekolah, pengelola Taman Belajar sampai dengan pengelola perpustakaan pribadi.
Ketertarikan pada literasi pun secara spesifik tampak beraneka ragam, ada yang ingin lebih fasih read aloud, membuat karya jon fiksi, membuat jurnal dan banyak lagi. Semua sangat antusias dan tampak memiliki strong why nya masing-masing.
Saya pun bahagia di grup baru ini, seperti menemukan makanan sehat bergizi tentang teknik membaca efektif, sumbernya dari sebuah channel Indonesia Menulis.
Saya mulai dengan mereview artikel tentang membaca efektif tersebut. Saya lanjutkan dengan menyisir lagi materi2 di channel Indonesia menulis ini..hmmm sebuah grup yg cukup besar jg nih rupanya dengan member 11.8 ribu orang. Materi dan informasinya sudah mulai aktif pada tahun 2018 silam. Woow...tak ada kata terlambat untuk bergabung dan menuai kebaikan dari sini.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Bunda produktif
Ini dia jurnal menelisik passion pekan pertamaku... Gambar Passion Canvas
-
Bismillahirrohmaanirrohiim KINSEY SCALE TEST Sejujurnya Saya baru nih menemukan ada skala tes ini. Saya pun mencoba mengeksplorasinya....
-
Bismillah Pagi hari sebelum kami sholat subuh berjamaah di rumah, saya bercerita tentang Ukasyah sahabat nabi yang hendak meminta pembalasa...
-
Pagi ini topik hangat di rumah kami adalah seputar Graz Marathon. Awal bulan saat menemukan flyer Graz marathon saya menawari anak2 di rumah...