CELOTEH
Saat saat di perantauan jauh dari rumah dan makanan favorit itu bukanlah hal yg sepenuhnya menyenangkan.
Saking rindunya pada permen gummy, mas aakif sampai pegang pegang dan terus bertanya kapan makan yuppi dari Indonesianya. Atau memberondong permintaan ketegasan ala dia "sebenarnya berapa sih jatah yuppinya tiap orang?"...:)

Selepas sahur dan sholat subuh pagi itu, kami video call-an dengan keluarga di Indonesia, sambil memegang bungkus yuppi favoritnya, mas aakif sempat ikut mengobrol. Sejenak dia terdiam sambil membuka bungkus yuppinya, spontan omnya bertanya lho kok mau dimakan? Kan puasa Kiif? Kalem Aakif hanya menanggapi " ini untuk dicium-cium aja kok, enggak dimakan".

Begitulah anak-anak punya alasan sendiri "mengamankan" ide dan integritasnya. Tugas orangtua memberikan suasana gembira, memberi contoh perilaku dan mendoakan anak- anak sampai mereka mampu menggunakan diri, hati dan fikirannya di jalan yang diridhoiNya.
Alhasil permen gumminya beneran aman ga dimakan sampai saatnya berbuka puasa di siang hari. Aakif masih belajar puasa, jenis puasa 3 : 2, 3 Periode makan berbanding 2 Periode berbuka.

AKHLAK-AKHLAK DI ATAS AWAN

Akhlak-akhlak diatas awan..Bunda tak tergantikan

Kasih ibu sepanjang masa..begitulah kata mutiara yg indah. Tanpa mengenal lelah, ibu selalu memberikan perhatian bagi anaknya, dr sejak bayi mungilnya dilahirkannya sampai seberapapun tua usia anaknya. Semua ibu lakukan dengan keistimewaannya.
Ada masa kita temukan yg ekstra istimewa, ketika seorang ibu tdk hanya menitipkan pesan untuk anaknya yg sudah beranjak dewasa, namun jg mengontak orang yg disinggahi si anak gadisnya, memperkenalkan diri dan mengungkapkan rasa terimakasihnya.
Ini pengalaman pribadi saya yg saat ini beranak 4, menerima tamu usia 23 tahunan, terkagum kagum ibu sang tamuku menghubungiku memperkenalkan diri dan mengapresiasi dan menitipkan putrinya.
Catatan buatku, sedekat sepercaya apapun kita pada anak kita, tidak mengurangi cara kita sebagai ibu menjalin hubungan langsung pada orang orang terkait, menyambung silaturahim, dan mengambil jalan ikhtiar maksimal.

Sepanjang pengamatan di negeri dengan budaya yang berbeda di Austria, ada perilaku-perilaku ibu yang memberiku pesan kemurnian kasih ibu, bagaimana seorang ibu rela juga membawa bayi berumur 6 bulannya ke PhD meeting yang cukup formal sebagai bagian dari pertemuan kolega dan supervisornya. Kesibukan dalam menggapai cita-cita seorang ibu tidaklah mengesampingkan peran utama bersama dan merawat bayinya.
Memeluk bayi dan anak-anak buah hati kita memang hal yang menyenangkan, tidak akan pernah membosankan meski ada tantangan-tantangan yang sesekali menghadang. Bila hati kita lapang dan bahagia dengan keberadaan mereka maka segala kemudahan akan bermunculan. Dengan segala tangis dan tingkah polah serta rengekan perhatian dari anak-anak bisa jadi sedikit menghambat konsentrasi ibu menikmati wilayahnya sendiri, namun sekali lagi bawalah fikiran dan hatimu dalam kesyukuran dan kebahagiaan bahwa itu semua normal adanya bagi anak, maka insya Allah jalan keberkahan, jalan keluar akan terbentang bagimu bunda.

Celoteh unik anak

Ketika mendapat kiriman makanan dari keluarga muslim, anakku memekik gembira. Ada 2 wadah berbeda, tupperware dan kotak kardus. Si kecil membuka tupperware, seraya membaca basmallah mulai menikmati isinya. Tangan kirinya memegang kotak kardus dan mulai memutar dan membolal balik sisi-sisi kardus. Tetiba dia terkejut, "hah kok ga ada halalnya". Saya menjawab " emang kenapa kalau ga ada label halalnya?"..aakif malah makin seriusan disemua sisi dia perhatikan seksama, iya ga ada. Sang kakak ikut komentar " lha itu kan cuma kurma". Saya kembali mengomentari " lho kalau kurma enggak perlu kan label halal". Sang lakak kembali berujar " iya kan buah-buahan". Eh si kecil nyamber menimpali lagi " oh pabriknya lupa ga dikasih label vegan berarti".

Itulah anak-anak, pengertian dan pengetahuan yang telah ditelannya, membantu dia mengontrol dan menelisik untuk keamanan dirinya. Sejak usia 3 tahun saat masih di Indonesia, saya mengenalkan label halal, di Austria saya perkenalkan juga label vegan.

Dialog kami akhiri dengan simpulan bahagianya mendapat pemberian dari saudara muslim, dan sebisa mungkin kita sendiri banyak memberi dan berbagi.

Siang ini kami jalan-jalan ke luar rumah menuju pusat kota untuk menabung di mesin ATM bank. Kami melalui Graz central tram station, ramai warga kota hilir mudik ke berbagai arah, kamipun bertemu dengan sales promotion girls yang mebagi-bagikan teh kalengan dingin..hmmm kamipun satu persatu mendapatkan minuman itu.
Aakif menyodorkan kaleng minuman seraya berbisik " ummi baca dulu", ternyata jarinya pointing into ingredient information yang tertera di kaleng.

Selami rindu kumandang adzan..simak disini!

Adzan live itu menggetarkan, meski tanpa bedug yg tetap dirindukan...

Jumat dini hari 02.40 saya dan keluarga sudah ucek-ucek mata dan segera bersiap santap sahur. Hari itu cukup istimewa, ada 3 tamu cantik- cantik sedang bersinggah di rumah kami, dan kamipun sahur big family.
Hari ke 17 ramadhan ini masih saja ditemani jam di handphone, "berapa menit lagi subuh mi?", "masih ada waktu untuk minum mi?"cari jawabannya lihat hp. Hari itu jam 03.34 kami berhenti sahur.
Tanpa suara adzan, kami tetap mempersiapkan sholat subuh berjamaah..oh adzan rindu kami menggelora. Sore nanti kuberharap bertemu dengar denganmu kalimat indah sang suara indah seruan.
Di masjid islamischer kultur zentrum Graz akhirnya merasakan kembali kekuatan seruan bersujud padaMu..indah terdengar..menggugah kemenangan. Alhamdulillah dengan datang ke masjid ini, kumandang yang mengingatkan pada semangat Bilal bin Rabah terasa nikmat dan setelah magrib jamuan open ifthorpun sangatlah nikmat.