Tuesday, August 20, 2019

Materialisme dan dampak terhadap Aqil baligh

Bismillahirrohmaanirrohiim
Saya hari ini masih belajar bagaimana mendidik anak-anak menuju aqil baligh yang bersamaan. Diantara topik pendidikan seksualitas, subtopik ini cukup membuat saya cemas dan merasa harus berjuang keras untuk mematangkan sulung saya. Saya ingin menspesifikasi tulisan hari ini pada pengaruh materialisme terhadap kematangan pemikiran dan jiwa anak.

Materialisme menurut meriam webster adalah keyakinan bahwa perubahan ekonomi dan social disebabkan karena materi. Menurut KBBI, materialistis berarti melihat segala sesuatu bersifat kebendaan. Orang dipenuhi dengan target pencapaian material, keinginan memiliki benda-benda yang menurutnya bernilai. Bila melihat situasi sebagian masyarakat Indonesia, faham materialism ini menghantui dan mulai memasuki kebiasaan hidup masyarakatnya. Contoh kecilnya adalah biarpun harus meminjam uang ke bank yang penting bisa ganti mobil baru, padahal mobil lamanya masih bagus dan berfungsi. Kondisi keberhasilan anak anak mereka juga seolah olah ditentukan oleh banyaknya materi yang bisa mereka berikan untuk anak mereka. Akhirnya anak-anak menjadi terbuai dengan fasilitas dan materi yang terus dikucurkan oleh orangtuanya.

Sebuah pertanyaan yang muncul akhirnya? sejauh mana anak-anak bisa menerima fasilitas dari orangtuanya? semua perlu dihitung oleh orangtua masing-masing bahwa apa yang orangtua berikan tidak terlalu berlebihan sehingga membuat anak-anak tidak mandiri dan tidak ingin mandiri. Segala bentuk latihan mengendalikan keinginan dan menyeimbangkannya dengan kebutuhan real anak-anak harus menjadi perhatian utama dan dibicakan bersama anak.
Orangtua sebagai role model bagi anak juga seharusnya menunjukkan sikap proporsional memandang materi. Sebuah penelitian psikologi juga mengungkapkan bahwa perilaku materialism diakibatkan kondisi psikologis Yang insecure. Bila seseorang stres mereka akan Lari pada sikap memuaskan diri Yang sifaknya kebendaan. Maka, hindarilah stress dan Lari berfoya-foya dengan belanja dan lupa mengatasi masalah utamanya.
Lingkungan dan teman di sekitar anak-anak bisa berpengaruh pada orientasi kebendaan Yang fanatik. Sama halnya dengan pengaruh pada sisi kehidupan Yang lain, maka ajarkan anak-anak pandai memilih teman dekat dan teman Yang bisa membawa mereka lebih produktif dan positif.




Kesimpulannya orangtua harus memperhatikan hal ini: Anak-anak diberikan stimulus untuk mengelola rizki dan mengasah bakatnya untuk menjemput rizkinya sendiri. Sehingga saat organ reproduksinya matang, pemikirannya sudah mulai matang dengan keinginan untuk mandiri dan siap menerima dirinya sebagai individu yang dewasa. Mereka bisa menghitung-hitung langkah yang baik dan buruk, memiliki motivasi yang tinggi dan tidak mudah menyerah.


#Bunsaylevel11
#Fitrahseksualitas
#kuliahbundasayangIIP

No comments:

Bunda produktif

 Ini dia jurnal menelisik passion pekan pertamaku... Gambar Passion Canvas