Monday, November 5, 2018

Are they "Practicing moslem"?

Suatu sore di acara dinner bulan September lalu, duduk berhadapan dengan sy teman dr Indonesia, dan di sebelah kiri kanan teman sesama PhD lainnya berasal dari Belanda/NL dan native Austria. Teman yg dr NL ini laki-laki dan banyak mengobrol dengan kami. Kami terkekeh kekeh saat dia tahu saya bisa mengendarai motor dan tertawa lepas membicarakan kecepatan masing2 kita kala berkendara. Obrolan mengalir sampai kami membicarakan mayoritas agama dan ada pertanyaan dari dia yang mencengangkan "are they practicing Moslem?".. saya menyadari dua hal disini, kaum di luar Muslim pun tahu bahwa ada golongan muslim yg tidak melaksanakan ajaran islam sesungguhnya. Dan yg kedua saya ingin berbuat sesuatu bersama sama menjadi muslim yg baik melaksanakan yg Allah ridhoi, karena sy tidak menutup mata masih ada muslim di Indonesiapun yg tdk practicing Moslem...sad..:(
Bagaimana di Eropa? Bagaimana memupuk semangat sama2 berislam dan beramal dalam kekonsistenan? Untuk berkontribusi pada komunitas Indonesia yang anak-anaknya sudah berbahasa lokal ini pun menjadi tantangan bagi kami yang berharap dapat melakukan sharing. Namun, melatih kecerdasan spiritual bagi anak anak sangatlah menyenangkan bagi saya, bagaikan memiliki teman seperjuangan memupuk semangat, meski harus belajar bahasa Jermanpun saya tunjukkan pada anak-anak bahwa yang penting adalah ikhtiarnya.

Aktivitas Project bastel kami rancang dalam bahasa Jerman untuk memfasilitasi anak yang sudah sangat minim memahami bahasa Indonesia, jadi saya mengusulkan untuk salah satu dari saya, Ghina atau Fira yang akan memandu sebagai host di acara kami nantinya dalam bahasa Jerman. Hmm "tapi ummi harus diajarin ya cara bicaranya"...secara ummi sangat-sangat terbatas, mulailah saya merancang kata-kata, dan Ghina Fira cengar cengir dan menimpali..."hadeuhh" tanda banyak yang salahhh..haha saya juga ikut mentertawai diri. Tapi ini memang strategi saya untuk menggugah salah satu dari mereka saja yang akan menjadi host. Saya ingin menyampaikan bila belum bisa berbicara baik, ada baiknya mencoba. Tak lama kami menyepakati nanti yang akan menjadi host adalah Fira, saya mendampingi saja. Sedangkan Ghina bertanggung jawab membuat script untuk Fira sebagai pembawa acara, "sini Dek mba betulin kata-katanya" seru Ghina. Saya memang masih memberikan perhatian terhadap Ghina tentang berani berbicara di muka umum dan percaya diri. Sementara ini saya puas dia mau membantu adiknya membuat script, dia perbaiki tata bahasa dan kesesuaian ungkapannya pada acara anak-anak. Pada banyak kesempatan saya selalu mempercayakan translating into German ke Ghina, dia terandalkan kalau menyiapkan kata-kata dan kalimat. Alhamdulillah. Untuk tampil berbicara di depan orang lain, saya mencatat bahwa dia butuh emosional support dan pengalaman sukses sebelum benar-benar percaya diri.
Inilah aktivitas berikutnya dari project kami, menyiapkan "a speech script".

Fira's hand writing for speech, substantially checked by Ghina


#KuliahBundaSayang
#GameLevel3
#FamilyProject
#MyFamilyMyTeam



No comments:

Bunda produktif

 Ini dia jurnal menelisik passion pekan pertamaku... Gambar Passion Canvas